Potensi Digitalisasi UMKM dan E-Commerce di Aceh Sangat Besar
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Perkembangan teknologi semakin berkembang dan maju dengan pesat. Tentu ini merupakan hal baik dan salah satu faktorisasi zaman.
Program Digitalisasi ini juga tentu harus bisa dimanfaatkan oleh semua lini, terutama UMKM di Aceh. ditengah wabah Pandemi tentu transaksi jual beli ini semakin menurun secara offline, namun secara online melalui e-commerce semakin meningkat dengan pesat, persentasenya di penghujung 2021 mencapai angka 89 persen.
Ka. Prodi Teknologi Rekayasa Komputer dan Jaringan (TRKJ) dan Dosen Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Fachri Yanuar Rudi F, MT mengatakan, Digitalisasi ini memiliki banyak sekali dampak positifnya. Namun masih banyak sekali UMKM itu seperti terlambat untuk beradaptasi dengan hal ini.
“Memang fenomena ini memang banyak sekali saat ini, memang ada dampak positif dan negatifnya juga, tetapi masalahnya banyak masih masyarakat yang masih takut terhadap Digitalisasi ini,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Kamis (16/12/2021).
Menurutnya, pimpinan atau yang pemilik dari UMKM itu merasa atau masih belum yakin menggunakan atau menerapkan Digitalisasi ini terhadap usahanya.
“Padahal jika mereka bisa beradaptasi dengan Digitalisasi dan menerapkan di UMKM miliknya ini akan sangat jauh maju,” sebutnya.
Contohnya, kata Fachri, seperti Go-Jek dan Ojek pangkalan itu sempat ada perseteruan atau konflik. “Dan saat ini terjadi juga di UMKM ini, antara orang pelaku UMKM yang sudah menerapkan Digitalisasi dan yang belum menerapkan. Namun saat ini juga pemerintah juga sudah turun tangan untuk mensosialisasikan Digitalisasi ini, terutama di sektor UMKM,” kata Fachri.
Sekitar sebulan yang lalu, kata Fachri, di PNL ada yang namanya Kegiatan ‘Digital Entrepreneurship Academy’ dengan BBPSDMP Kominfo Medan dan PNL , kegiatannya dilaksanakan tanggal 3 November 2021 lalu. “Itu seperti kerjasama, untuk memajukan dan mendigitalisasikan dan mengenalkannya kepada pelaku UMKM,” ujarnya.
“Jadi dari situ sudah terlihat pelaku UMKM dan masyarakat sudah mulai antusias terhadap Digitalisasi ini,” kata Fachri.
Walaupun sebenarnya produk yang dipasarkan itu sudah dijual diseluruh kota tersebut, kata Fachri.
“Kebanyakan yang memulai ini Digitalisasi ini, itu kebanyakan anak muda Generasi Milenial,” sebutnya.
Lebih lanjut, Fachri mengatakan, untuk saat ini kesadaran masyarakat dan pelaku UMKM ini sudah mulai terbuka dengan Digitalisasi ini.
Membuat Media Platform atau E-Commerce Sendiri di Aceh
“Tentu ini merupakan inisiasi yang bagus, ada potensinya, namun, ada tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh kita semua yaitu ‘Trust’ dari masyarakat,” ucapnya.
Dirinya mengatakan, misalnya dengan e-commerce yang sudah ada saat ini itu sudah besar atau sudah memiliki nama dan sudah yakin dengan platform tersebut atau e-commerce tersebut.
“Oleh karena itu pembuatan e-commerce ini harus diganding atau dikembangkan oleh pemerintah kita (Pemerintah Aceh), dengan begitu adanya sebuah Trust tadi dari masyarakat agar lebih yakin nantinya jika menjadi user atau tergabung dipasar e-commerce itu,” jelasnya.
Namun kata Fachri, di Aceh itu sering sekali adanya tidakyakinan terhadap hal-hal yang baru, dan ini fenomenan ini sudah terjadi sampai saat ini.
“Jadi jika ingin membuat platform atau e-commerce lokal itu tantangan lainnya itu harus bisa menghadirkan Trust dari masyarakat itu sendiri dan orang dibalik itu semua, intinya harus jelas orang-orang dibalik platform itu sendiri, jadi Trust itu akan muncul,” pungkasnya. [ftr]