kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Ketua KSBN: Provinsi Aceh Paling Banyak Budayanya

Ketua KSBN: Provinsi Aceh Paling Banyak Budayanya

Jum`at, 03 Juni 2022 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki

Tangkapan layar saat Sulaiman menjadi pembicara dalam siaran RRI Banda Aceh terkait "Relasi dan Fungsi Budaya Aceh untuk Menanam Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat", Kamis (2/6/2022). [Foto: Auliana/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Aceh, Sulaiman menyampaikan bahwa Provinsi Aceh paling banyak budayanya.

KSBN adalah sebuah lembaga atau wadah yang mengawal Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 32 berbunyi "Negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban manusia dan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya".

Kemudian ada pula Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang "Kemajuan kebudayaan bahwa investasi budaya masa depan bangsa dan pendataan kebudayaan terpadu".

"Jika ditilik secara kebudayaan nusantara, yang paling banyak budayanya adalah Aceh ketimbang provinsi lainnya," tutur Sulaiman saat menjadi pembicara dalam siaran RRI Banda Aceh terkait "Relasi dan Fungsi Budaya Aceh untuk Menanam Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat", Kamis (2/6/2022).

Hal ini dapat dibuktikan dari rumah adat, bahasa, pakaian adat, karya adat, senjata tradisional, makanan adat, pengetahuan tradisional, lagu daerah, dan olahraga tradisional.

"Provinsi Aceh paling banyak budayanya, dari bahasanya saja ada sebelas. Belum lagi makanan, pakaian, dan lainnya," ucapnya.

Ia juga menambahkan, masyarakat tidak bisa membendung budaya atau tren yang masuk ke Aceh. Namun menjaga kearifan lokal dapat dilakukan secara bersama.

Di sisi lain, banyak juga masyarakat misalnya di acara perkawinan atau apa, sudah hilang rasa membantu satu sama lain. Triknya dalam hal ini adalah keuchik atau aparat gampong lebih perketat tingkat membantu antar sesama.

"Tumbuhkan rasa bahwa masyarakat Aceh saling membutuhkan satu sama lain," ujarnya kembali.

Tidak hanya keuchik yang mengajak hal tersebut tetapi stakeholder lainnya juga ikut membantu. Pemerintahan, baik bupati, camat, POLRI, TNI, atau lainnya.

Lanjutnya, untuk menghargai, menanam, dan menjaga kearifan lokal Aceh nantinya kami akan berunding kembali. KSBN akan mendata baik itu seniman, budayawan, penggiat seni, serta penggiat budaya dan lainnya.

"Nanti seniman, budayawan juga akan kita minta saran-saran bagaimana caranya mempertahankan kearifan lokal di Aceh ini," pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda