Beranda / Politik dan Hukum / SMRC: Elektabilitas Anies-Muhaimin 16,5 Persen, Kemungkinan Cerminan Kekuatan Dua Partai

SMRC: Elektabilitas Anies-Muhaimin 16,5 Persen, Kemungkinan Cerminan Kekuatan Dua Partai

Kamis, 14 September 2023 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pasangan Capres dan Cawapres, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. [Foto: mediaindonesia.com/Seno]

DIALEKSIS.COM | Politik - Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan dukungan publik 16,5 persen dalam simulasi tiga pasangan berhadapan dengan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto-Erick Thohir.

Hal ini diungkapkan pendiri SMRC, Prof. Saiful Mujani, dalam program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Respon Pemilih atas Pasangan Anies-Muhaimin” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV, Kamis (14/9/2023).

Saiful menjelaskan bahwa ini hanya simulasi untuk melihat bagaimana reaksi publik pada pasangan Anies-Muhaimin setelah dideklarasikan. Ganjar belum memutuskan akan berpasangan dengan siapa, tapi dari berita yang beredar, salah satu yang potensial adalah Ridwan Kamil. Ridwan sendiri sudah bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno-Putri.

Sementara untuk Prabowo, salah satu tokoh yang potensial menjadi pasangannya adalah Erick Thohir. Erick Thohir didukung sebagai wakil presiden oleh Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang sekarang mendukung Prabowo. Erick sudah melakukan sosialisasi sejak jauh hari untuk menjadi calon wakil presiden.

“Tentu saja pasangan Ganjar maupun Prabowo bisa berubah, tapi setidaknya pasangan Anies-Muhaimin kemungkinan relatif stabil,” kata Saiful.

Survei tersebut menemukan bahwa Anies-Muhaimin mendapatkan dukungan 16,5 persen; Prabowo-Erick 31,7 persen; dan Ganjar-Ridwan Kamil 35,4 persen. Masih ada 16,4 persen yang belum jawab.

Saiful mengatakan bahwa pihaknya belum pernah membuat simulasi Anies berpasangan dengan Muhaimin. Karena itu tidak bisa dibandingkan apakah sentimen pemilih ketika survei dilakukan itu positif atau negatif pada deklarasi Anies-Muhaimin. 

"Namun dalam survei individual di mana Anies berhadapan dengan Ganjar dan Prabowo, suara Anies sekitar 20an persen. Artinya, ketika Anies berpasangan dengan Muhaimin, data ini menunjukkan suara Anies belum mengalami kenaikan," ucapnya.

Saiful menyatakan bahwa selama ini Anies didukung oleh Nasdem, PKS, dan Demokrat yang jika dijumlahkan, suaranya kurang lebih sekitar 20an persen, sama dengan perolehan suara Anies dalam simulasi tiga nama. 

"Karena itu, jika suara Anies-Muhaimin sekarang sekitar 16 persen, ini mungkin mencerminkan kekuatan dua partai, bisa PKB dengan Nasdem atau Nasdem dengan PKS. Saiful menyebut bahwa angka dukungan sekitar 16 persen logis karena kemungkinan mencerminkan dua kekuatan politik," tuturnya.

Jika hal tersebut terjadi, menurut Saiful, artinya Anies tidak atau kurang memiliki pemilih independen, karena pendukungnya hanya berasal dari partai-partai yang mengusungnya. Padahal partai-partai memberi dukungan karena berharap mendapatkan efek ekor jas dari Anies. Namun dilihat dari data sementara tersebut, Anies belum memberikan efek ekor jas karena suara pendukungnya masih merupakan suara partai.

“Kalau menurun, saya tidak bisa bilang begitu. Tapi setidak-tidaknya (data ini menunjukkan) tidak meningkat. Ini reaksi publik beberapa hari setelah deklarasi Anies-Muhaimin. Harapan bahwa suara pasangan ini akan meningkat paska deklarasi belum terjadi. Kalau kita berpikir positif, mungkin karena mesin politiknya belum panas dan pemilih butuh waktu untuk antri masuk ke kotak Anies-Muhaimin,” kata Saiful.

Sebagai informasi, Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 80% dari total populasi nasional. Pemilih yang punya cellphone/HP merupakan indikasi pemilih kritis karena mereka memiliki akses yang lebih besar terhadap informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya HP, dan karena itu cenderung kritis dalam menilai berbagai persoalan.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1212 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Survei dilakukan pada 5-8 September 2023. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda