kip lhok
Beranda / Feature / Nora Ihklas Jadi Ibu Rumah Tangga Demi Sosok Rektor

Nora Ihklas Jadi Ibu Rumah Tangga Demi Sosok Rektor

Minggu, 26 September 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Bahtiar Gayo

Dibalik seorang lelaki sukses pasti ada wanita setia yang mendampingi derap langkah perjuanganya. Sehebat apapun lelaki, dia membutuhkan teman hidup yang mengerti keadaan dirinya. Dia membutuhkan tempat berbagi suka dan duka.

Seorang lelaki akan mendapatkan surga dunia, bila dia mendapatkan teman hidupnya yang saleha. Pengabdian tulus seorang istri akan menentukan sukses suami. Apalagi sang suami punya jabatan publik, dia tidak akan sukses bila tidak ada wanita tangguh dibelakangnya.

“Surga saya di rumah, menjadikan rumah sebagai tempat yang dirindukan, tempat penuh kasih sayang. Tugas saya mengurus kebutuhan suami, mendidik dan merawat anak,” sebut Nora, seorang ibu rumah tangga.

Sebagai istri dari seorang Rektor ternama di Aceh, Nora faham betul apa yang harus dilakukanya, agar suami sukses melakukan tugasnya. Agar organisasi yang dipimpin imamnya berkembang dan mendapat tempat di hati rakyat.

Untuk mendukung penuh kesuksesan suami, Nora ihklas keinginanya belum terwujud. Walau dia hobi dan punya keahlian memasak, keinginanya untuk membuka restoran dia tunda. Demikian dengan hobi lainya, kini jarang dia lakukan. Baginya suami lebih penting.

Sebuah pengabdian yang tulus dari seorang istri. Ketika Dialeksis.com meminta keteranganya soal pengabdian seorang istri demi suksesnya suami, awalnya Nora enggan memberikan keterangan. Nampaknya dia malu mengungkapkan aktivitas keseharianya dalam mendampingi suami.

Namun ketika Dialeksis.com sampaikan, apa yang dilakukanya luar biasa dan bisa menjadi inspirasi, sehingga suami sukses menjadi Rektor, ahirnya Nora mau mengungkapkan aktivitas keseharianya sebagai istri seorang Rektor.

Nora adalah istri Herman Fithra, Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal), Aceh. Herman terbilang sukses memimpin Universitas ini, kini Universitas dinegeri penghasil gas Aceh ini, semakin dicintai masyarakat.

“Selama bapak menjabat sebagai Rektor Unimal waktu saya sepertinya habis tersita, walaupun beliau lagi tugas ke luar kota. Ada saja yang harus saya kerjakan, seperti merapikan pakaian, merapikan berkas berkasnya di meja,” sebut Nora.

Demikian dengan kegiatan di kampus, Nora senantiasa aktif. Sebagai ketua Dhrama Wanita Persatuan (DWP) yang penuh dengan kegiatan sosial interen dan eksteren, dia meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya demi membangun kebersamaan.

Bahkan untuk kegemaran suami, dia selalu memahami dan senantiasa mendukung. Ada kalanya dia ikut serta mendampingi. Nora mempersiapkan kebutuhanya, mulai persiapan akomodasi dan keperluan lainya.

“kalau suami bahagia, nyaman, berbagai kegiatanya sukses, bukankah itu juga merupakan kebahagian istri yang sudah mengabdikan dirinya kepada suami. Kami bahagia dalam kesederhanaan, bahagia itu mahal harganya,” sebut Nora.

Kunci pasangan bahagia, bagaimana dia mampu merekatkan dua tubuh menyatu dalam satu jiwa. Bisa saling merasakan, menjadi tempat berbagi dalam segala hal. Karena semua itu adalah bagian dari ibadah.

Tidaklah berlebihan bila pasangan ini dikenal romantis. Lihatlah sejumlah status mereka di media sosial, tidak jarang foto, video dan kalimat yang mereka unggah, menyentuh hati. Bisa meresakan kedamaian dua tubuh yang sudah direkatkan dalam satu jiwa.

Penulis jadi teringat dengan sebuah tulisan Romantisnya Rektor Unimal Cinta Tidak Termakan Usia. Ternyata, sikap romantis yang diunggah Herman Fithra di media sosial, juga dilukis Nora. Dia mengabdikan dirinya dengan tulus sebagai istri, dia berupaya pasangan hidupnya mendapatkan surga dunia.

Nora sebenarnya berkeinginan untuk membuka restoran, karena dia punya hobi memasak.Namun keinginan itu dia tunda. Pesan suami hingga kini masih tergiang di telinganya.

“Rencana membuka restoran memang sudah ada sejak awal pindah ke lokseumawe. Namun kata kata suami saya menyentuh sekali. Umi surga umi itu di rumah, mengurus suami dan anak-anak. Jadilah surga di rumah,” sebut Nora yang mengulang ucapan teman hidupnya.

Mendengar kalimat dari tempat sandaran jiwa, sebagai seorang istri tentu akan sangat bahagia, bila suami menjadikan rumahnya sebagai surga. Tempat dia mendapatkan kedamaian, setelah dia lelah dalam berjuang.

Pasangan yang membina mahligai rumah tangga pada 2 Oktober 1999 (sepekan lagi akan berulang tahun), termasuk pasangan yang tabah. Ketika Allah menguji kesabaranya, mereka lalui dengan ihlas dan percaya kekuatan dan kekuasaan Tuhan jauh lebih sempurna dari keinginan manusia.

Pasangan Herman Fithra dan Nora sebenarnya dikarunia 4 keturunan. Namun Tuhan sayang kepada mereka, tiga sudah kembali keharibaan Ilahi, hanya tinggal semata wayang Raihanah Az Zahra yang kini berusia 13 tahun.

Nora merupakan alumnus  Universitas Sumatera Utara (USU). Dia pernah bekerja pada perusahaan Developer di Medan. Namun sekarang dia benar benar tulus sebagai ibu rumah tangga, mengurus anak, mendampingi derap perjuangan suami.

Anak ke 5 dari tujuh bersaudara ini, olahraga renang yang menjadi hobinya sudah jarang dia lakukan, kadang kala sesekali dia berenang di laut, atau kalau ada kesempatan ikut diving di Sabang.

Untuk urusan rumah tangga, dia sudah terbiasa mengurus sendiri. Dia sudah lihai mengurus tanaman hias, memotong ranting pohon buah di halaman rumah.

Dia sudah mengabdikan dirinya dan menyisakan sisa hidupnya demi kebahagian suami, demi anaknya. Semoga mereka langgeng selamanya, hanya maut yang dapat memisahkanya.

Lelaki sukses, tidak dapat sendiri melakukan pekerjaan sukses. Harus ada manusia lain yang setia mendampinginya. Manusia yang penuh kasih sayang mendampinginya dalam suka dan duka. Manusia yang mampu menyatukan dua tubuh dalam satu jiwa. **** Bahtiar Gayo.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda