kip lhok
Beranda / Berita / Tu Sop: Menggali Makna Idul Fitri, Refleksi dan Kontrol Diri

Tu Sop: Menggali Makna Idul Fitri, Refleksi dan Kontrol Diri

Rabu, 10 April 2024 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Biyu

 Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab, atau yang akrab disapa Tu Sop. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Aceh - Besok umat Islam akan merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1445 H,juga dikenal sebagai Hari Raya atau Lebaran, adalah hari raya besar yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Ini merupakan hari penting yang menandai akhir dari bulan suci Ramadan, bulan puasa bagi umat Islam. Pada esok hari, umat Islam berkumpul untuk salat Idul Fitri bersama-sama, yang biasanya diadakan di lapangan terbuka atau di masjid-masjid besar.

Untuk lebih memahami esensi di hari Idul Fitri, Dialeksis.com (10/04/2024) menghubungi Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab, atau yang akrab disapa Tu Sop, berbagi tausiah mendalam tentang esensi hari raya ini bagi umat Islam. Melalui wawancara eksklusif bersama Dialeksis, Tu Sop mengungkapkan bahwa Idul Fitri bukan sekadar perayaan, melainkan momentum sakral untuk introspeksi dan pengendalian diri.

"Ramadhan itu membentuk kita," ujar Tu Sop, menekankan pentingnya bulan suci ini dalam melatih umat Islam untuk mengontrol selera dan emosi. Menurutnya, kemampuan ini adalah inti dari karakter manusia, yang membedakan antara kebutuhan dan keinginan semata.

Tu Sop menambahkan, "Selera yang berlebihan itu sebenarnya itu kebiasaan yang salah."

Ia mengajak umat untuk memahami bahwa seringkali apa yang dianggap kebutuhan hanyalah selera yang dapat dikendalikan. Dengan mengontrol selera makan, minum, berbicara, dan mendengar, seseorang dapat menghindari hal-hal yang tidak penting dan merusak.

Lebih lanjut, Tu Sop menyoroti bahwa esensi ibadah seringkali tidak sepenuhnya disadari oleh umat Islam, sehingga perayaan Idul Fitri terkadang hanya dianggap sebagai seremonial tanpa pembelajaran yang berarti.

"Itulah pemahaman yang lebih dalam di dalam beram," kata Tu Sop, mengacu pada pemahaman yang lebih mendalam tentang ibadah.

Tu Sop juga mengingatkan bahwa berpuasa bukan hanya mengenai perubahan jadwal makan dan minum, melainkan juga menjaga perilaku.

"Bertakwa itu baru terjadi apabila manusia mampu kontrol emosi," tegasnya, merujuk pada ayat Al-Quran yang mengaitkan puasa dengan takwa.

Ulama karismatik ini juga mengajak semua umat Islam untuk mencapai esensi yang sebenarnya dari Idul Fitri, yaitu mengontrol selera dan emosi, sehingga dapat menjadi sumber kebaikan dan bukan kerusakan. Pesan Tu Sop ini menjadi renungan penting bagi umat Islam di seluruh Indonesia menjelang hari raya yang penuh berkah ini.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda