Beranda / Berita / Tahun 2020, Laba Bersih PLN Mencapai 5,9 T

Tahun 2020, Laba Bersih PLN Mencapai 5,9 T

Selasa, 25 Mei 2021 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - PT PLN (Persero) berhasil membukukan kenaikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 5,95 triliun pada 2020, naik Rp 1,68 triliun atau 39,3% dari laba bersih pada 2019 yang sebesar Rp 4,27 triliun.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, lonjakan laba bersih PLN di kala pandemi Covid-19 pada 2020 ini dikarenakan berkat adanya efisiensi di sisi teknis dan operasional, serta inovasi melalui program transformasi PLN yang dijalankan sejak April 2020 lalu.

Laporan keuangan tahun 2020 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) dengan Opini Tanpa Modifikasian dan dirilis pada tanggal 24 Mei 2021, menunjukkan kenaikan tersebut.

Dia mengatakan, laba bersih PLN tahun 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp 13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp 7,7 triliun, serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp 5,9 triliun jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.

Program transformasi yang berjalan sejak tahun lalu menurutnya telah memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi, bahkan dapat membukukan peningkatan laba bersihnya.

Meskipun sebagian besar bisnis tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun, PLN berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 345,4 triliun. Dari jumlah tersebut, pendapatan penjualan tenaga listrik mencapai Rp 274,9 triliun, termasuk di dalamnya subsidi stimulus Covid-19 sebesar Rp 13,8 triliun membantu 33 juta pelanggan.

Selain itu, juga terdapat pendapatan subsidi sebesar Rp 48,0 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp 17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.

"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN, yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan existing, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Listrik," jelas Zulkifli di dalam keterangan resmi perseroan, Senin (24/05/2021).

"PLN beradaptasi dengan tantangan untuk menambah revenue perusahaan sekaligus mendukung perkembangan dunia industri, yaitu melalui akuisisi captive power di industri, elektrifikasi sektor agrikultur dan perikanan, serta migrasi ke kompor listrik atau electrifying lifestyle," lannjutnya.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan pelayanan kepada pelanggan, PLN juga mengembangkan lini usaha di luar kelistrikan dan melakukan optimalisasi aset PLN antara lain membangun layanan internet dan infrastruktur kendaraan listrik. Kemudahan layanan dilakukan melalui Super Apps PLN Mobile. Dengan Super Apps PLN Mobile ini, layanan PLN yang tadinya belum terintegrasi, sekarang sudah menyatu dan terkonsolidasi, sehingga pelanggan dapat menggunakannya dengan sangat mudah dan cepat.

"Dengan peningkatan laba bersih tersebut, terbukti bahwa program transformasi dapat kami katakan berjalan sesuai rencana dan target," ujarnya.

Zulkifli menambahkan, selain upaya efisiensi, korporasi yang dipimpinnya juga meningkatkan pengelolaan berbasis Good Corporate Governance (GCG), pengendalian likuiditas yang ketat, memperkuat pengelolaan manajemen risiko, dan pengelolaan keuangan yang hati-hati.

"Di sisi pengelolaan keuangan, PLN juga membangun 'Cash War Room' yang dikelola secara prudent dan dimonitor on daily basis, Management Information System yang terintegrasi, dan sistem pengadaan yang sebagian besar terdigitalisasi," paparnya.

Dengan seluruh langkah efisiensi dan penghematan ini, sepanjang tahun 2020, maka menurutnya PLN mampu menurunkan beban usaha dengan cukup signifikan. Dari yang semula beban usaha sebesar Rp 315,4 triliun di tahun 2019, menjadi hanya sebesar Rp 301,0 triliun di tahun 2020. Artinya, ada pengurangan sebesar Rp 14,4 Triliun pada beban usahanya.

Dia menambahkan, usaha-usaha di atas akan terus dilakukan dalam rangka mewujudkan transformasi PLN menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan Nomor 1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.

Selengkapnya Laporan Keuangan PT PLN (Persero) Tahun 2020 dapat dilihat di www.pln.co.id, menu Hubungan Investor.[CNBC Indonesia]


Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda