Survei: Partai Tommy Soeharto Terancam Tak Ada Pemilih
Font: Ukuran: - +
etua Dewan Pembina Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto (ketiga kiri) | ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
DIALEKSIS.COM | Jakarta- Lembaga survei Charta Politika merilis potensi pertarungan partai politik pada saat pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Dalam surveinya, Charta Politika menyebut ada dua partai yang terancam tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Salah satunya adalah Partai Berkarya yang dipimpin Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.
"Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Parta Berkarya tidak mendapatkan suara di (survei) sini," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya di kawasan Jakarta Selatan, Senin 21 Mei 2018.
Hal ini didapatkan Charta Politika dari pertanyaan ‘Seandainya, pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR RI dilaksankaan hari ini dan diikuti oleh partai politik partai apa yang Ibu/Bapak pilih?’.
Dalam pertanyaan itu, selain Berkarya dan PKPI, tiga partai terbawah yang mendapat pilihan masyarakat paling rendah adalah Partai Hanura, Partai Garuda dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Hanura mendapat suara 0,6 persen, Partai Garuda hanya mendapat suara 0,2 persen, PSI mendapat suara 0,2 persen dan sebanyak 20,2 persen masyarakat masih tidak tahu dan tidak menjawab," kata Yunarto.
Yunarto mengatakan, berdasarkan hasil survei ini, partai Perindo merupakan satu-satunya partai baru yang akan lolos Parliamentary Threshold atau ambang batas lolos parlemen dengan perolehan minimal 4 persen.
"Perindo bisa dikatakan satu-satunya partai baru yang bisa dikatakan lolos. Dengan elektabilitas 4,0 persen. Kalau kita asumsikan bisa 5-6 persen," ujarnya.
Adapun Partai yang mendapat suara tertinggi adalah PDI Perjuangan (PDI P) sebanyak 24,9 persen, Partai Gerindra 12,3 Persen dan Partai Golkar 11 Persen. "Partai tertinggi masih PDI P, namun Partai Golkar disusul oleh partai Gerindra," kata dia.
Lembaga Survei Charta politika melakukan survei ini pasca Prabowo mendeklarasikan diri di internal Gerindra untuk menjadi calon Presiden 2019. Survei ini dilakukan kepada 2.000 responden menggunakan wawancara tatap muka secara langsung.
Pengumpulan data dilakukan pada 13 April-19 April 2018 di 34 Provinsi. Survei ini juga menggunakan metode acak bertingkat dengan margin error kurang lebih 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (viva)