kip lhok
Beranda / Berita / ini Profil Dokter Terawan sang penemu cuci otak yang dipecat dari IDI

ini Profil Dokter Terawan sang penemu cuci otak yang dipecat dari IDI

Rabu, 04 April 2018 09:28 WIB

Font: Ukuran: - +

Mayjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) RI  ketika bersama Nyak Sandang. (FOTO: ist)

dr Terawan Agus Putranto Sp Rad (K)


Dialeksis.com--  Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto Sp Rad (K) diberhentikan sementara dari keanggotaan PB Ikatan Dokter Indonesia (ID). Terawan dinilai melakukan pelanggaran etik berat terkait dengan metode cuci otak (brain wash) yang dikembangkannya.

Berikut profilnya yang dirangkum dari beragam sumber:

Lahir di Sitisewu, Yogyakarta, 5 Agustus 1964, Terawan menempuh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta selepas SMA. Menjadi dokter merupakan impiannya sejak kecil. Berhasil menyandang sarjana kedokteran pada 1990, Terawan memilih untuk mengabdikan diri di TNI Angkatan Darat.  Sejak itu dia ditugaskan di berbagai daerah, mulai Bali, Lombok dan terakhir di Jakarta.

Lulus dari Fakultas Kedokteran UGM, Terawan Agus Putranto langsung mengabdi sebagai dokter TNI Angkatan Darat. Ia menghabiskan kariernya di dunia medis dengan menemukan metode baru, terapi cuci otak, untuk pengobatan stroke.

Untuk memperdalam ilmu kedokterannya, ia mengambil Spesialis Radiologi di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Ia merasa bahwa ilmu Radiologi di Indonesia belum banyak berkembang, sehingga ia pun terketuk hatinya untuk memperdalam radiologi intervensi. Terawan lulus pada usia 40 tahun.

Dalam pergumulannya dengan dunia medis, Terawan terbilang cerdas. Ia menemukan metode baru untuk penderita stroke. Metode yang biasa disebut brain flushing itu juga tertuang dalam disertasinya bertajuk "Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis".

Disertasi tersebut ia sertakan dalam studi doktoratnya di Universitas Hassanuddin. Tentu saja, metode ini mengundang pro dan kontra di kalangan praktisi dan akademisi kedokteran. Namun, Terawan Agus Putranto mampu membuktikannya.

Dalam pengalamannya, pasien bisa sembuh dari stroke selang 4-5 jam pasca operasi. Metode pengobatan tersebut bahkan telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’.

Kualitas sosok Terawan makin sempurna setelah diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto pada 2015. Ia tak hanya bergelut untuk ego pribadinya sebagai dokter, tapi ia juga mampu mengelola rumah sakit secara profesional.

Atas pengabdiannya, Terawan mendapatkan sejumlah penghargaan. Di antaranya penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak..

KELUARGA

Istri                : Ester Dahlia

Anak                : Abraham Apriliawan


PENDIDIKAN

S1, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (UGM), 1990

S2, Spesialis Radiologi. Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, 2004

S3, Doktor Fakultas Kedokteran, Universitas Hassanuddin (Unhas), Makassar, 2013


KARIER

dokter, 1990

Tim Dok­ter Kepresidenan, 2009

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia

Ketua World International Committee of Military Medicine

Ketua ASEAN Association of Radiology

Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, 2015-sekarang

Angggota, Akademi Ilmu Pengetahuan Yogyakarta (AIPYo), 2016

(DBS)

Keyword:


Editor :
HARIS M

riset-JSI
Komentar Anda