kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Wujudkan KEK, Wilayah Aceh Timur, Langsa dan Tamiang Dinilai Potensial dan Strategis

Wujudkan KEK, Wilayah Aceh Timur, Langsa dan Tamiang Dinilai Potensial dan Strategis

Minggu, 12 Juni 2022 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Wakil ketua DPD Demokrat Aceh yang juga Ketua Umum DPP Fopkra (Forum Perjuangan Keadilan Rakyat Aceh), Fazlun Hasan. [Foto: For Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wilayah Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang merupakan wilayah strategis untuk penerapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Namun sejatinya, walaupun menjadi kawasan strategis tetap saja untuk mewujudkan wilayah tersebut menjadi KEK maka harus ada Implementasi dan wujud komitmen yang pasti demi mewujudkan cita-cita tersebut.

Wakil ketua DPD Demokrat Aceh yang juga Ketua Umum DPP Fopkra (Forum Perjuangan Keadilan Rakyat Aceh), Fazlun Hasan mengatakan, tentu ini menjadi sebuah harapan besar bagi masyarakat Aceh tentunya.

“Tapi tentu ini harus memiliki SDM yang cukup dan tentu Egoisme dari ketiga daerah harus dihilangkan agar terwujudnya KEK untuk 3 wilayah ini,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Minggu (12/6/2022). 

Dirinya menjelaskan, berkaca dari KEK Arun dan KIA Ladong sampai hari ini masih belum bisa memberikan effort yang besar untuk Aceh.

Menurutnya, jika ingin mewujudkan KEK Wilayah Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang maka harus ada wujud komitmen nyata.

“Jangan setengah hati, karena jika setengah hati, maka kesejahteraan itu tidak terwujud,” ujarnya. 

Fazlun Hasan juga menyampaikan, 3 Wilayah ini merupakan kawasan Industri yang cukup potensial jika KEK dapat diwujudkan. Namun, kata Fazlun, jika mewujudkan KEK maka juga secara Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus dipersiapkan.

“Di Aceh sudah ada BLK, maka BLK harus diberdayakan sedemikian rupa untuk mencetak lulusan hebat agar bisa bersaing tentunya jika KEK di 3 wilayah ini terwujud,” tukasnya.

“BLK harus mampu mempersiapkan tenaga kerja siap pakai, agar jangan sampai perusahaan yang sudah Exis di Aceh baik dibilang, pertambangan baik migas serta bidang-bidang lainnya tidak menyerap tenaga kerja lokal, jadinya ibarat pepatah Aceh, ‘Buya krueng teu deng-deng Buya tameung meuraseuki’,” tambahnya.

Menurutnya lagi, saat ini Aceh memiliki tenaga kerja yang melimpah, namun tidak dapat bersaing di Industri Migas karena tak memiliki sertifikat.

“Dalam hal ini, BLK harus bisa dan mampu menghasilkan tenaga kerja siap pakai dan bersertifikat,” ujarnya.

“Karena itu kita dorong pemerintah Aceh melalui BLK untuk dapat mencetak SDM yang mumpuni dan mampu bersaing di dunia Industri, banyak kok senior-senior di Industri Migas mau berbagi ilmu di BLK, tinggal implementasinya saja harus diperkuat, jadi SDM Aceh siap bersaing di dunia Industri di Aceh,” jelasnya.

Investor ke Aceh

“Ini yang harus kita perhatikan dengan jeli, jika kita ingin berdagang, maka Investor itu harus dimanjakan, agar mereka mau menghamburkan uangnya di Aceh (Investasi),” ujarnya.

Fazlun mengatakan, Investor akan sangat mudah berinvestasi jika sudah mengenal Aceh. “Hal yang utama adalah harus menonjolkan bahwa Aceh merupakan kawasan yang strategis untuk berinvestasi,” sebutnya.

Kemudian, mudahkan segala urusan Investor secara Administrasi. Persiapkan tenaga kerja yang mumpuni (Putra Aceh). “Buat Nyaman dan Aman Investor yang ada ke Aceh, itu yang paling utama, karena dengan begitu saya yakin, jangankan KEK, hal-hal luar biasa lainnya bisa kita lakukan di Aceh untuk kesejahteraan masyarakat,” sebutnya.

Sejauh ini, kata Fazlun, Pemerintah Aceh tidak serius dalam mewujudkan pembangunan, berkaca kepada SiLPA Anggaran Aceh. Karena tidak tumbuhnya Industri, maka masyarakat sangat bergantung kepada APBA.

“Baik untuk pembangunan maupun untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat yang tidak kunjung menjadi prioritas sejak Aceh Damai,” pungkasnya.

Oleh karena itu, Fazlun Hasan mengharapkan adanya perubahan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda