kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Prodi Ilmu Komunikasi UTU Bahas Mengenai Lingkungan Hidup

Prodi Ilmu Komunikasi UTU Bahas Mengenai Lingkungan Hidup

Selasa, 30 November 2021 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Program Studi Ilmu Komuikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar (UTU), Indonesia, menggelar kuliah umum Komunikasi Lingkungan bertajuk “Restorasi Gambut Aceh dan Praktik Lapangan/Sensing Lapangan di Lahan Gambut Aceh Barat”, berlangsung di Gedung Integratif LT2, Aula Universitas Teuku Umar Meulaboh, Senin 29 November 2021. [Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Program Studi Ilmu Komuikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar (UTU), Indonesia, menggelar kuliah umum Komunikasi Lingkungan bertajuk “Restorasi Gambut Aceh dan Praktik Lapangan/Sensing Lapangan di Lahan Gambut Aceh Barat”, berlangsung di Gedung Integratif LT2, Aula Universitas Teuku Umar Meulaboh, Senin 29 November 2021.

Berdasrkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Selasa (30/11/2021), Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UTU, Putri Maulina, M. I. Kom, menyampaikan apresiasi kepada ketua HIMAKOM, Vero Chandra dan kawan-kawan, sehingga acara berlangsung baik dan semarak. 

Harapannya, selain sebagai implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi, juga menambah pengetahuan dan wawasan tentang Komunikasi Lingkungan Selain mendapat sisi teoritis juga praktisnya, dimana sebagai pemateri Dr. Monalisa, SP, M.Si, sosok mumpuni dibidangnya, selain Dosen FP di Universitas Syiah Kuala (USK),dikenal aktif LSM Jaringan Masyarakat Gambut Sumatera (JMG-Sumatera), serta sebagai Ketua Dewan Pakar Jaringan Masyarakat Gambut Sumatera (JMG-Sumatera). 

Momentum ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya, baik untuk mahasiswa/I, kedepan Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UTU dapat mengadakan forum berkaitan dengan Komunikasi Lingkungan. Perlu diketahui, pada tahun 2020, telah diadakan Webinar yang membahas strategi komunikasi dalam menangani masalah-masalah lingkungan, dengan menghadirkan para pakar Ilmu Komunikasi, seperti Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Si (Univesitas Hasanuddin), Dr Muhammad Sulhan (Ketua ASPIKOM), serta Dr Puji Lestari (UPN Veteran).

Dr. Monalisa, SP, M.Si, menjelaskan, bahwa Restorasi gambut merupakan proses panjang mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak dari lahan gambut terdegradasi. Restorasi ekosistem gambut dilakukan dengan menjaga kandungan air di dalamnya. 

Oleh sebab itu, Badan Restorasi Gambut (BRG) mengupayakan restorasi melalui pendekatan rewetting atau pembasahan gambut, revegetasi atau penanaman ulang, serta revitalisasi sumber mata pencaharian. Pemulihan lahan gambut tentu tidak dapat berjalan begitu saja. Diperlukan langkah-langkah yang tepat hingga kondisi lahan gambut yang baik, diawali dari wilayah mana yang akan direstorasi, siapa yang melakukan restorasi, hingga tahap pencapaian tujuan dari restorasi. 

Pantau Gambut bertujuan meningkatkan kesadaran pentingnya perlindungan gambut dalam konteks perlindungan lingkungan hidup, pengurangan emisi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, menggabungkan teknologi, data terbuka, dan network, masyarakat dapat memantau komitmen restorasi lahan gambut yang dilakukan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, serta pelaku usaha. 

Melalui analisis perkembangan serta kendala realisasi komitmen pelaku restorasi, diharapkan dapat tercipta gagasan yang mendukung target restorasi gambut di tingkat nasionl. Sebagai bagian dari rencana Sustainable Development, dimana perencanaan ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan harus berjalan seimbang sehingga kehidupan generasi dan ras manusia yang akan dantang tetap terjamin dengan melibatkan generasi muda sebagai bagian penting dalam bangian Sustainable Development.

 Kuliah umum ini dipandu langsung oleh moderator Iwan Doa Sempena, MPSSP, yang juga dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Lingkungan di FISIP UTU.Antusiasme peserta terlihat dari kepiawaian memnadu kuliah umum tersebut, dimana banyak peserta yang ikut berpartisipasi dalam tanya jawab, antara lain terkait bagaimana kebikajakan dan langkah strategis pemerintah, bagaimana pemulihan lahan gambut, dan juga terkait rencana pengembangan lahan gambut.

Senat Prodi Ilmu Komunikasi UTU, Said Fadhlain, S. IP., M.A, menyampaikan rasa optimismenya bahwa kelak Komunikasi Lingkungan menjadi mata kuliah andalan di Prodi Ilmu Komunikasi. Selaij itu, adek-adek mahasiswa, selain tergerak hatinya untuk bergabung dengan relawan peduli lingkunga, juga kelak melanjutkan kuliahnya pada Strata S2 hingga S3 Komunikasi Lingkungan. 

Mengingat begitu melimpahnya khasanah potensi alam yang dimiliki di kawasan Pantai Barat Selatan Aceh, dengan hamparan hutan yang membentang luas Gugusan Bukit Barisan. Seyogyanya UTU menjadi sentra terdepan dalam upaya kolaborasi serta mensinergikan strategi pembangunan dengan keselarasan hidup alam semesta beserta isinya. 

Sehingga kebijakan yang ditempuh dalm pembangunan senantiasa bersandar pada kpntruksi pembangunan yang berkesinambungan dan berwawasan lingkungan, semata-mata kemaslahatan alam semesta beserta isinya. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda