Beranda / Berita / Aceh / Perempuan Komunitas dan Multipihak Strategis Bersinergi Cegah Pandemi COVID-19 di Aceh

Perempuan Komunitas dan Multipihak Strategis Bersinergi Cegah Pandemi COVID-19 di Aceh

Kamis, 09 April 2020 22:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah elemen masyarakat seperti Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR), pengelola One Stop Service and Leaning Kecamatan Meuraxa, serta perwakilan aparatur desa dan tokoh adat-agama berkomitmen untuk percepatan pencegahan pandemi COVID-19 yang saat ini menjadi ancaman global.

Komitmen ini disampaikan pada diskusi kritis pencegahan pandemi COVID-19 Flower Aceh bersama Permampu yang digelar dari tanggal 7-9 April 2020 di Hotel Kyriad Banda Aceh.

Dalam siaran pers nya Direktur Flower Aceh, Riswati menyebutkan hasil pemetaan Flower Aceh pada beberapa gampong dampingannya di 7 Kabupaten/Kota masih dijumpai masyarakat yang belum terpapar informasi utuh dan tepat tentang virus COVID-19, serta upaya pencegahannya, sehingga masih abai melakukan upaya pencegahan untuk melindungi diri dari potensi penularan. 

“Saat ini karena keterbatasan informasi, banyak masyarakat yang belum melakukan upaya pencegahan, misalnya dalam aktivitas di ruang publik belum menjaga jarak, tidak menggunakan masker, tidak rajin mencuci tangan dengan sabun, serta belum menghindari tempat berkumpul banyak orang, seperti warung kopi, pasar dan tempat-tempat publik lainnya," jelas Riswati.

Untuk itu, sambung dia, Flower Aceh-Permampu melakukan pendidikan kritis tentang penangan COVID-19 dan memperkuat kerja kolaboratif Forum Perempuan Akar Rumput dan LSM dengan muktipihak strategis di Gampong. 

“Kegiatan pendidikan kritis ini dijalankan di 3 Kabuaten/Kota di Aceh dengan mengacu pada protokol siaga COVID-19, dimana jumlah peserta dibatasi kurang dari 10 orang, menggunakan ruang yang luas dengan jarak duduk 1-1.5 meter, menggunakan masker dan tersedia tempat cuci tangan atau hand sanitizer. Melalui kegiatan ini para pihak yang terlibat dapat meneruskan kembali informasi yang didapatkan kepada keluarga, orang terdekat dan komunitasnya, sehingga memperkuat partisipasi aktif masyarakat dalam percepatan pencegahan COVID-19urai dia.

Perwakilan IDI Aceh dr. T. Ona Arief menerangkan salah satu upaya pencegahan wabah virus COVID-19 yang penting dilakukan dengan memastikan kondisi tubuh baik fisik maupun psikis tetap sehat, dan banyak mengkonsumsi makanan bergizi tinggi.

“Kalau fisik dan psikis kita sehat, virus akan kesulitan menginfeksi, jangan lupa rajin cuci tangan, pakai masker dan hindari kerumunan orang," kata Ona.

Dia pun mengingatkan semua pihak tetap waspada meskipun Aceh sudah mencabut kebijakan tentang jam malam. 

“Walaupun tidak ada lagi penerapan jam malam di Aceh, masa darurat COVID-19 ini belum berakhir, karna masih menunggu masa inkubasi pandemi ini, jangan sampai kita kecolongan sehingga kesulitan menanganinya ketika virus ini memakan korban yang banyak," tegasnya. 

Pada kesempatan yang sama, Camat Kecamatan Meuraxa, Ardiansyah menghimbau seluruh pihak untuk memperkuat kerjasama dalam percepatan pencegahan COVID-19 ini. 

“Penting sinergis dan kerjasama semua pihak untuk penanganan pandemi ini. Pemerintah Kota Banda Aceh sangat serius melakukan upaya percepatan pencegahan COVID-19, saat ini sudah terbentuk Posko Siaga COVID-19 di Kecamatan Meuraxa. Kita melakukan tindakan nyata untuk pencegahan penularannya, diantaranya dengan memberlakukan protokol siaga COVID-19 dalam memberikan pelayanan di kantor camat, penyebaran informasi tentang pandemi yang dilakuan secara intens, dan lainnya," terang Ardiansyah.







Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda