Meuligoe Wali Nanggroe Merupakan Simbol Peradaban Aceh
Font: Ukuran: - +
Wali Nanggroe Tgk. Malik Mahmud Al Haythar berbincang dengan Asisten II Pemko Banda Aceh, Fadhil S.Sos MM. Pada kesempatan itu Fadhil menyampaikan Meuligoe Wali Nanggroe merupakan simbol peradaban Bangsa Aceh. [Foto: Net]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Meuligoe Wali Nanggroe yang merupakan bagian dari fasilitas perangkat dalam lingkungan Lembaga Wali Nanggroe, bukan hanya tempat menetap Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar. Lebih dari itu Meuligoe merupakan simbol peradaban Bangsa Aceh.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Asisten II Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh, Fadhil S.Sos MM, usai mengikuti kegiatan meuseuraya atau gotong royong massal di lingkungan Lembaga Wali Nanggroe pada pekan lalu.
“Suatu kehormatan dan kebanggaan, kami dilibatkan pada kegiatan ini, dan temanya juga mengangkat Hari Ulang Tahun Kota Banda Aceh yang ke-819. Suatu apresiasi yang amat besar dari Wali Nanggroe, yang menaruh perhatian khusus pada sejarah Kota Banda Aceh,” kata Fadhil.
Ia menambahkan, ke depan, Pemko Banda Aceh berharap dan siap terlibat langsung dalam upaya menjadikan Meuligoe Wali Nanggroe sebagai salahsatu wisata tematik, yang menyampaikan informasi tentang sejarah peradaban Aceh, dengan berbagai kekayaan khasanah budaya yang dimiliki.
“Pada momentum ini, Pemerintah Kota Banda Aceh mengajak, ayo kita bertanggungjawab bersama, menjaga Meuligoe Wali Nanggroe dengan segala perangkatnya, dan suatu saat Meuligoe Wali Nanggroe akan menjadi salah satu ikonik Aceh bagi dunia. Kami siap membantu, siap dibimbing, siap menjadi bagian kolaborasi,” kata Fadhil.
Sementara itu, Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar juga menyambut baik siap pro aktif dari Pemko Banda Aceh, dalam upaya menjaga dan melestarikan sejarah peradaban serta kekayaan khasanah Aceh.
“Lembaga Wali Nanggroe merupakan ikon Aceh, yang dikunjungi oleh banyak kalangan, baik dari dalam, maupun luar negeri. Dengan luasnya lahan, yang dimiliki, kami sangat berbahagia Pemerintah Kota Banda Aceh mau ikut berkolaborasi untuk menjaga dan menata ikon Aceh ini,” kata Wali Nanggroe.
Wali Nanggroe juga mengatakan, dirinya siap untuk ikut terlibat langsung dalam usaha melestarikan sejarah perbadaban, khasanah kebudayaan, dan upaya menata keindahan Kota Banda Aceh.
Pada kegiatan meuseuraya tersebut, Wali Nanggroe berkesempatan memberikan bingkisan kepada enam orang Tenaga Kontrak yang telah dinyatakan lulus Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK), sekaligus menyampaikan salam perpisahan.[*]