kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Lama Tidak Punya Pekerjaan Tetap, BPPA Pulangkan Warga Pidie dari Jakarta

Lama Tidak Punya Pekerjaan Tetap, BPPA Pulangkan Warga Pidie dari Jakarta

Kamis, 31 Maret 2022 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Syarifuddin (kanan) berfoto bersama salah satu staf BPPA, sebelum dipulangkan ke Aceh, di depan Kantor BPPA, di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022). [Foto: Humas BPPA]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) kembali memfasilitasi pemulangan seorang warga Aceh asal Padang Tijie, Pidie, Syarifuddin (64) karena tidak lagi memiliki pekerjaan tetap.

Syarifuddin akan dipulangkan lewat jalan darat dengan menumpangi bus Putra Pelangi, melalui terminal bus Pulo Gebang, Jakarta Timur, Kamis (31/3/2022).

“Dia diperkirakan akan tiba di Aceh sekitar tiga hari tiga malam ke depan. Semoga selamat sampai tujuan,” kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal S.STP, M.Si, didampingi Kasubbid Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, Cut Putri Alyanur.

Ia menyebutkan, pemulangan Syarifuddin atas permintaannya sendiri, itu disebabkan yang bersangkutan sudah lama tidak memiliki pekerjaan tetap.

Sebelumnya, kata Almuniza, Syarifuddin bekerja sebagai tukang servis alat-alat elektronik.

"Tapi dalam 15 tahun terakhir ini, ia tidak lagi aktif sebagai tukang servis alat-alat elektronik, hanya membantu aktivitas di Meunasah Aceh, di Pasar Minggu, Jakarta Selatan," kata Almuniza.

Sehingga, tambahnya, Syarifuddin berkeinginan pulang ke kampung halamannya dengan mendatangi kantor BPPA untuk meminta bantuan agar bisa pulang ke Aceh.

"Untuk itu kita memfasilitasi tiket bus pulang ke Aceh, seperti dilakukan kepada warga Aceh lainnya," katanya.

Dalam hal ini kata Almuniza, pemulangan masyarakat Aceh yang kurang mampu di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, itu sudah diamanahkan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

"Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh di perantauan terutama yang kurang mampu, seperti yang Syarifuddin dipulangkan dari Jakarta," ujarnya.

Sementara itu, warga Pidie, Syarifuddin mengaku sudah merantau ke Ibukota Jakarta sejak dirinya masih muda, sekitar tahun 1978. Saat itu ia membuka tempat servis alat-alat elektronik di bilangan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.

"Sejak saya buka tempat servis itu banyak pelanggan yang datang. Tapi sekitar tahun 2000-an sudah mulai agak sepi, sehingga terpaksa harus tutup pada tahun 2005," kata bapak yang memiliki tiga anak ini.

Setelah itu, Syarifuddin yang menetap di Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, bersama keluarganya, hanya bekerja membantu aktivitas sehari-hari di Meunasah Aceh, di Pasar Minggu.

"Setelah tidak lagi tukang servis alat-alat elektronik, saya hanya membantu aktivitas di Meunasah Aceh. Dan saya diberikan imbalannya," katanya.

Ia menambahkan, berkeinginan pulang ke Aceh karena mau menikmati masa tua di kampung halamannya. Walaupun belum diketahui akan beraktivitas dimana nantinya sesampai di Aceh.

Dengan pemulangan ini, Syarifuddin menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh, terutama Badan Penghubung Pemerintah Aceh karena sudah membantunya. [BPPA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda