Dinas Pendidikan Aceh Dorong Vaksinasi Untuk Kejar Pembelajaran Secara Normal
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
Webinar Nasional Vaccine Goes to School . [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pendidikan Aceh selenggarakan webinar Nasional Vaccine Goes to School dengan tema "Vaksinasi Tuntas Belajar Tatap Muka Lancar", Rabu (29/9/2021).
Acara ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Siti Nadia Marzuki sebagai juru bicara (jubir) vaksinasi Covid-19 Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Andi Yoga Tama Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Mohd Iqbal AR Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh, Hanifah Hasnur Akamedisi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, dan beberapa orang penting lainnya.
Siti Nadia sebagai jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI merasa vaksinasi di Aceh luar biasa saat ini. Kata Nadia vaksin tidak menimbulkan penyakit, jangan takut efek dari vaksin mungkin 2-3 hari udah hilang.
“Dia seperti pelatih, kalau udah lama ngak olahraga sekali olahraga ya pasti badannya sakit, sama halnya dengan vaksin,” ucapnya dalam diskusi tersebut.
“Vaksin tujuannya membentuk sistem imun adaptif berupa sel adaptif, sel memori, dan antibodi, sistem imun adaptif sudah siap sedia, bekerja lebih cepat, dan virus cepat dinetralisir,” tambahnya.
Selain itu, Kepala Perwakilan UNICEF Aceh yaitu Yoga menyampaikan bahwa sudah satu tahun lebih pandemi terjadi dan berpotensi yang menimbulkan dampak sosial negatif berkepanjangan.
“Kenapa pembelajaran tatap muka itu diperlukan dikarenakan beberapa dampak sudah banyak kita lihat, seperti angka putus sekolah meningkat, anak-anak terpaksa bekerja juga karena faktor ekonomi yang sedang turun drastis, orang tua penghasilannya berkurang atau malah tidak bekerja lagi jadi anak-anak terpaksa bekerja,” ujar Yoga.
“Kita bedakan ya bagaimana situasi yang sekolah di kota dengan di kampung, otomatis jaringan di kota lebih bagus daripada di kampung, ya kemungkinan besar jaringan internet lelet bahkan tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Ia menyampaikan ada juga siswa yang berasal dari keluarga yang miskin, mereka tidak mampu membeli pulsa, tidak mampu membeli smartphone, bahkan membeli laptop. Keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh anak dan siswa bermacam ragam.
“Pencapaian siswa lebih meningkat dan maksimal jika pembelajaran dilakukan secara tatap muka dibanding jarak jauh, ketika anak tidak bersekolah dampak yang terjadi bisa juga pernikahan dini yang berkepanjangan ya dikawinkan sajalah. Ini beberapa alasan belajar tatap muka harus dilakukan,” pungkasnya.