Semalam Bersama Penerima Anugerah Budaya dari Gayo
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Takengon – Penyair gaek yang masih energik, LK Ara sudah dinobatkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pada tahun 2019 ini mendapatkan anugerah budaya. Seniman asal Gayo, Aceh ini, sampai kini masih produktif.
LK Ara yang dilahirkan di Takengon pada 12 November 1937, tidak pernah berubah, tetap melahirkan syair syair dan mendokumenya dalam buku. Karya karyanya membuat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menobatkanya masuk dalam seniman level nasional bersama 59 penerima anugerah budaya lainya, pada 10 Oktober 2019.
Seniman Gayo sangat bersyukur atas penobatan LK Ara mendapatkan anugerah budaya. " Bukan hanya air mata haru ketika kami mendengarnya, namun kami akan menyambutnya dalam sebuah acara yang khusus," sebut Onot Kemara (Okem), salah seorang seniman di Gayo.
Okem selama ini dikenal sebagai penyanyi di Gayo dan juga penyair, serta mahir dalam tarian khas Gayo, Guwel dan Sining. Sang seniman ini merasa tergugah hatinya untuk memberikan penghargaan kepada LK Ara, atas jasa jasanya, maka diselenggarakan sebuah agenda semalam bersama LK Ara dan Okem, serta seniman lainya.
"Kita jadwalkan agenda ini akan berlangsung di ARB Coffe, Sabtu (9/11/2019) malam. Kita tidak bisa memberikan penghargaan atas jasa jasanya, namun dari relung hati kami yang paling dalam, agenda ini sengaja kami siapkan," sebut Okem.
Semalam bersama LK Ara, menurut Okem, juga akan diisi sejumlah atraksi kesenian. Tentunya pembacaan puisi oleh maestro Indonesia ini (LK Ara), ada juga Salman Yoga dosen sekaligus seniman, penyanyi legendaris Gayo, Mahlil, serta pertunjukan didong dari generasi muda Gayo (anak-anak).
"Ini panggilan jiwa kami sebagai seniman Gayo, memberikan penghargaan kepada sang maestro. Semua ini bukan hanya karena karya karya beliau yang diakui Indonesia, namun karena semangat beliau yang tidak pernah berhenti berkarya untuk negeri ini," sebut Okem yang matanya terlihat berkaca-kaca ketika menyampaikan agenda itu kepada Dialeksis.com
Menjawab Dialeksis.com, Okem sangat berharap, LK Ara kiranya menjadi panutan generasi muda Gayo. Ikutlah jejak beliau dan jangan pernah berhenti berkarya. Gayo itu memiliki manusia yang talenta, berbudaya, sesuai dengan budaya warisan lelehur.
"Berkaryalah hai generasi mudaku. Jangan pernah berhenti. Karya karya kalian akan dicatat sejarah dengan tinta emas, karena Gayo memiliki potensi untuk itu. Bukan hanya alamnya, namun manusianya juga memiliki talenta," sebut Okem.
LK Ara walau sudah gaek, namun tetap energik. Dia bagaikan tanpa henti menuangkan karya karya dalam syair syair yang indah, kemudian syair syair itu dijadikan buku.
Penyair LK Ara, ditetapkan sebagai penerima penghargaan kebudayaan untuk kategori pelestari. Ia telah melahirkan puluhan buku kumpulan puisi. Reportase budaya, kritik sastra, menulis cerita rakyat, dokumentator sastra lisan Gayo dan Aceh dan sejumlah karya lainya.Penobatan nama LK. Ara juga bukan tanpa makna. Nama itu mengambarkan Lisik Kati Ara (maknanya rajin dan giat, cekatan, kreatif baru menghasilkan. Tanpa keseriusan dan ketekunan hasil tidak akan pernah ada).
Dari tanganya juga sudah diterbitkan enslikopedi dan antologi puisi. Salah karyanya yang sangat fenomenal adalah Antologi Sastra Seulawah. Antologi itu merangkum khasanah sastra sajak Hamzah Al Fansuri.
Para seniman Gayo mengakui bangga memiliki seniman yang sudah dinobatkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mendapatkan anugerah budaya. Untuk menghormati dan memberikan penghargaan kepada sang maestro para seniman di negeri dalam pelukan kopi ini menggelar agenda "semalam bersama LK Ara dan Okem, serta seniman lainya. (baga)