kip lhok
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Mawardi Ali: Sejarah Aceh Tidak Terlepas dari Aceh Besar

Mawardi Ali: Sejarah Aceh Tidak Terlepas dari Aceh Besar

Rabu, 22 Januari 2020 22:36 WIB

Font: Ukuran: - +

Peluncuran dan bedah buku “Aceh Besar Sejarah Adat & Budaya” di aula gedung Dekranasda Aceh Besar, Gani, Ingin Jaya, Selasa (21/1/2020). [Foto: media center Aceh Besar]

DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan dan bedah buku "Aceh Besar Sejarah Adat & Budaya". Peluncuran buku tersebut dilaksanakan di aula gedung Dekranasda Aceh Besar, Gani, Ingin Jaya, Selasa (21/1/2020).

Bupati Aceh Besar dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa buku yang berisikan tentang berbagai macam sejarah, adat dan budaya Aceh Besar ini diharapkan nantinya bisa memberikan informasi lengkap kepada masyarakat tentang Kabupaten Aceh.

"Aceh Besar adalah pintu gerbang masuk ke Aceh, mulai dari masa kerajaan sampai masa kolonial, yang mana semua sejarah Aceh tidak lepas kaitannya dengan Aceh Besar," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Aceh Besar pada mulanya berupa gabungan antara kewedanaan Seulimum, Lhoknga, Sabang, termasuk Banda Aceh. "Dan masih banyak sejarah dan nilai budaya lainnya seperti Indra Patra, Indra Jaya dan juga Indrapuri yang membuktikan Aceh Besar yang dulunya adalah sebuah bangsa yang besar".

Ia juga berharap, dengan peluncuran buku tersebut, masyarakat bisa memahami sejarah lampau Aceh Besar yang hebat, dan bisa termotivasi untuk membangun daerah.

Mawardi Ali juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah berkontribusi dalam pembuatan buku tersebut. "Terima kasih terutama kepada penulis yang sudah menggali nilai-nilai sejarah dan budaya Aceh Besar, dan membukukan sehingga menjadi pegangan bagi generasi mendatang untuk mengukir sejarah yang hebat-hebat".

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar, Silahuddin mengatakan, bahwa pihaknya telah melewati proses yang panjang agar buku ini bisa diluncurkan. 

"Pembuatan buku ini sangat panjang prosesnya, karena kita harus betul mendalami dengan detail bagaimana sejarah, adat dan budaya Aceh Besar, sehingga dapat dibukukan," ujar dia.

"Dalam buku ini juga berisikan beberapa manuskrip-manuskrip tua yang pernah tercatat, dan kita coba kaji, mudah-mudahan dengan bedah buku hari ini, kita tau dimana ada kekurangan buku ini," tutur Silahuddin.

Buku "Aceh Besar Sejarah, Adat dan Budaya" ini ditulis oleh sejarawan asal Aceh Besar, Rusdi Sufi, Agus Budi Wibowo dan Asnawi Zainun.

Peluncuran dan bedah buku ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan Aceh, para kepala OPD, kepala sekolah tingkat SD dan SLTA, Ketua MAA, kepala LPMP Aceh Besar. (mc)


Keyword:


Editor :
Indri

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda