Bulog Usulkan Bantuan Pangan dan Stabilitas Harga Disalurkan Awal 2025
Font: Ukuran: - +
Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono. Foto: Aulia Damayanti/detikcom
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Perum Bulog mengajukan usulan agar bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dapat disalurkan pada awal tahun depan. Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, menyatakan bahwa penyaluran tersebut diharapkan dapat dimulai pada Januari hingga Februari 2025.
Wahyu mengungkapkan bahwa saat ini Bulog tengah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2025. Dalam rangkaian pembahasan ini, Bulog mengusulkan agar bantuan pangan sebesar 220 ribu ton per bulan dan SPHP sebesar 150 ribu ton per bulan bisa didistribusikan pada awal tahun, khususnya Januari hingga Februari 2025.
Langkah ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar pada periode tersebut. Bahkan, usulan ini telah disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, sebagai bagian dari strategi pengendalian inflasi.
"Dengan asumsi per bulan, bantuan pangan sebesar 220 ribu ton dan SPHP 150 ribu ton akan kami salurkan untuk stabilisasi harga pada Januari dan Februari. Kami telah menyarankan kepada Pak Menko Pangan agar keseimbangan angka inflasi dapat terjaga," ujar Wahyu dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, pada Selasa, 5 November 2024.
Wahyu menambahkan bahwa Badan Pangan Nasional (Bapanas) seharusnya sudah menyiapkan anggaran untuk kedua program ini. Ia menilai, stok beras yang terlalu besar tanpa penyaluran akan membebani Perum Bulog dengan biaya bunga yang tinggi.
"Stok yang terlalu besar akan menambah beban bunga di Perum Bulog. Ketika kami melakukan pengadaan dari dana perbankan, maka itu masuk dalam utang dan bunganya akan berjalan. Jika tidak ada penyaluran, tidak ada penjualan. Penjualan kami hanya bisa dilakukan melalui program bantuan pangan sesuai regulasi Kepala Badan Pangan," jelas Wahyu.
Sebagai informasi, pada tahap pertama bantuan pangan, Bulog telah menyalurkan 659.352 ton beras, dan pada tahap kedua sebanyak 653.613 ton dengan sasaran 22 juta kepala keluarga. Sementara, penyaluran SPHP tercatat mencapai 1.230.273 ton atau 81,07 persen dari target 1.517.500 ton.
"Penyaluran SPHP tertinggi terjadi pada Februari 2024, namun sempat turun dari Maret hingga Juni 2024 akibat harga beras di pasar umum mengalami penurunan," pungkas Wahyu.