1.000 Dai Bakal Dikirim ke Daerah 3T pada 2025
Font: Ukuran: - +
Wamenag Romo HR Muhammad Syafi'i pimpin rapat bahas pengiriman dai. [Foto: Humas Kemenag]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan pengiriman 1.000 dai ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan wilayah perbatasan pada 2025. Program ini bertujuan memperluas layanan keagamaan di wilayah dengan akses terbatas.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HE Muhammad Syafi’i mengungkapkan bahwa program ini memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat di daerah terpencil. Ia menyebut bahwa para dai yang mengikuti program ini adalah orang-orang pilihan.
“Para dai yang ikut program ini adalah pilihan Allah. Mereka rela meninggalkan keluarga, mencurahkan ilmu, meskipun gaji yang diterima belum sebanding dengan pengorbanannya,” ujar Romo Syafi'i dalam keterangan tertulis pada Rabu (18/12/2024).
Romo Syafi’i mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menyukseskan program tersebut. “Saya merasa terkejut dengan program ini. Maka, saya mengajak semua lembaga yang hadir untuk bersama-sama mendukung dan membantu program dai 3T ini,” tegasnya.
Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi menjelaskan, program ini merupakan bagian dari komitmen Kemenag untuk memperluas layanan keagamaan di wilayah 3T. Dikatakannya, program ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, memperkuat harmoni masyarakat berbasis nilai agama dan kearifan lokal, serta membantu menyelesaikan masalah sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah perbatasan.
“Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan keagamaan yang inklusif dan berkualitas. Namun, masyarakat di daerah 3T menghadapi keterbatasan akses dan sumber daya manusia dalam layanan keagamaan,” ujar Zayadi.
Ia mengidentifikasi empat tantangan utama layanan keagamaan di wilayah 3T, yaitu minimnya juru dakwah seperti guru ngaji dan dai yang kompeten, rendahnya literasi keagamaan serta keterbatasan akses pendidikan dan informasi, kurangnya kolaborasi antar sektor, serta potensi paham keagamaan menyimpang.
Menurut Zayadi, program pengiriman dai sudah berjalan sejak 2022 dengan jumlah dai yang meningkat setiap tahun. Pada 2022, sebanyak 8 dai dikirim, meningkat menjadi 50 dai pada 2023, dan 500 dai pada 2024. Untuk 2025, Kemenag menargetkan pengiriman 1.000 dai ke 198 wilayah 3T di 38 provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah dengan populasi Muslim kecil.
“Terkait target 1.000 dai ini, kita akan membahas peluang, sumber daya, dan berbagai aspek pendukungnya. Kita optimistis bisa mencapainya, bahkan mungkin lebih,” katanya.
Tahapan pelaksanaan program ini meliputi persiapan dan konsolidasi (Desember 2024), rekrutmen dai (Januari-Februari 2025), launching dan pelepasan (pekan kedua Februari 2025), keberangkatan (24 Februari 2025), pelaksanaan dakwah (24 Februari-25 Maret 2025), dan kepulangan dai (26 Maret 2025).
Zayadi juga menegaskan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kanwil Kemenag, Asosiasi Ma’had Aly, lembaga filantropi Islam, perbankan syariah, dan lembaga lainnya untuk menyukseskan program ini.
“Dengan semangat kolaborasi ini, seberat apa pun tantangan yang ada, Insyaallah kita bisa mengatasinya bersama. Keberkahannya pun akan dirasakan oleh kita semua,” tutupnya. [*]