Konser Dilarang! Banjir Datang!
Font: Ukuran: - +
Akhsanul Khalis M.P.A., Alumni Magister Administrasi Publik (Konsentrasi Kebijakan Publik), Universitas Gadjah Mada (UGM). [Foto: For Dialeksis]
“Kameng Gle Pajoh Jagong, Kameng Gampong Njang Keunong Geulawa”
Itulah sebuah ungkapan hadih maja yang layak menggambarkan perdebatan masyarakat Aceh di media sosial tentang penyebab bencana banjir. Saat ini masyarakat Aceh terbelah menjadi dua kelompok dalam hal mencari akar penyebab banjir.
Kelompok pertama berpendapat penyebab banjir karena ulah perilaku sebagian masyarakat Aceh yang dianggap mulai senang kepada kehidupan hura-hura. Apabila banjir di Jakarta sasaran kesalahannya terletak pada Gubernur Anies Baswedan. Sedangkan di Aceh yang dijadikan kambing hitam penyebab banjir adalah konser musik. Unik memang !
Kelompok pertama bersikeras konser musik mempunyai kaitan kuat sebagai penyebab bencana banjir. Pandangan ini diaminkan oleh sebagian besar masyarakat Aceh.
Nah, pihak kedua sebagai kelompok minoritas mencoba keluar dari pandangan kelompok arus utama. Kelompok kedua sebagai pihak yang kontra: berpendapat bahwa penyebab banjir tidak ada kaitan sama sekali dengan konser musik. Umpama seperti jarak Kutub Utara dengan Kutub Selatan.
Selanjutnya » Menafsirkan penyebab banjirMemang tidak ...