kip lhok
Beranda / Opini / Gerak Cepat NasDem dan Silaturahmi Bustami - Irsan

Gerak Cepat NasDem dan Silaturahmi Bustami - Irsan

Sabtu, 23 Maret 2024 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Penulis :
Jauhari Samalanga

Penulis: Jauhari Samalanga adalah Praktisi Media tinggal di Banda Aceh. [Foto: X pribadi]


DIALEKSIS.COM | Opini - Irsan Sosiawan Ketua Partai Nasdem Aceh yang baru ditunjuk menggantikan Taifiqulhadi--tampaknya sangat faham dengan kekuatan "sinyal" pilkada Aceh yang akan berlangsung beberapa bulan ke depan. 

Bersilaturahmi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Bustami Hamzah, memang tampak biasa-biasa saja, namun bagi politisi itulah "sinyal" Nasdem yang sedang mencari sosok ideal untuk menjadi Gubernur Aceh Kedepan. 

Dan biasanya, "silaturahmi" dalam politik bermakna ganda, bisa sebagai suppord dukungan pemerintah daerah atau memang menggaet simpatik agar sosok yang dikunjungi dapat peluang bila maju menjadi calon Gubernur Aceh 2024.

Bagi Bustami Hamzah yang birokrat tulen--bukan lagi rahasia umum--bahwa politik adalah langkah kuda untuk menjadi tampuk pimpinan, dan saya sangat tidak percaya apabila penempatan Penjabat kepala daerah tidak ada kaitannya dengan lobi-lobi politik, walau sebenarnya dalam bahasa "perintah pimpinan", tidak bisa lepas dari ketergantungan pada partai politik. 

Nasdem terbilang Partai yang sukses pada Pemilu legislatif lalu. 10 kursi DPRA sudah menjadi modal awal dalam pengusungan kepala daerah nanti, walau sebenarnya 9 kursi Nasdem belum cukup untuk mengusung sendiri calon gubernur Aceh, namun dapat dipercaya Bapak Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah, pasti punya langkah dan cara untuk mencukupinya menjadi 13 Kursi. 

Barang kali, langkah "silaturahmi" Irsan, Cak rhot (buka jalan) adalah langkah awal mempersilakan Bustami menuju pilkada serentak 2024, dan Nasdem akan memberi dukungan, bahkan, tidak tertutup kemungkinan Bustami akan berpasangan langsung dengan Irsan Sosiawan yang memang secara pengalaman dan pendidikan sudah layak bertarung di level Gubernur, apalagi Irsan punya pengalaman menjadi pengusaha sukses di Jakarta, walau Irsan sebagai anggota DPR RI dari Aceh 2, kemudian harus berhadapan dengan aturan pilkada, mundur atau tidak sebagai anggota DPR RI dilantik. 

Bila kita telusuri, sebenarnya langkah Bustami untuk mencipta pengusung calon Gubernur sudah tepat berasal dari Partai Nasional, sebab Partai Aceh dengan perolehan kursi di parlemen bisa mengusung calon sendiri. Jadi menjadi tidak mungkin bagi Bustami sebab PA sudah menghadang-gadang Muzakir Manaf atau biasa disapa Mualem menjadi Gubernur Aceh.  

Selain Partai Nasdem--bila sungguh-sungguh ingin meminang Bustami--pendekatan ke partai nasional lainnya juga harus dilakukan, semisal Bustami harus membuka silaturahmi baru dengan lain seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 9 kursi, Golkar 10 kursi, dan Partai Demokrat 7 kursi. 

Memang ini hanya sebuah analisa setelah ketua DPW Nasdem Aceh bersilaturahmi dengan Pj Gubernur Aceh, pemandangan biasa, namun libido politik berkata lain, sebab pilkada sudah berada di gerbang. Dan kita percaya, budaya baru Nasdem cukup cerdas, mendahului langkah politik sebelum Partai lain melirik. 

Kiranya ini menjadi pemakluman apabila analisanya meleset, karena politik memang dinamis. Apalagi Bustami Hamzah yang diusul, ini pun langkah yang patut dihargai dan menarik karena semakin tersembul tokoh-tokoh Aceh yang akan maju pada pilkada Aceh 2024. Begitu!!!. 

Penulis: Jauhari Samalanga adalah Praktisi Media tinggal di Banda Aceh. 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda