Suap Bansos Diduga Mengalir ke Beberapa Pihak di Daerah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dugaan aliran suap bansos corona rupanya tak hanya mengalir ke eks Mensos Juliari Batubara dan pejabat Kemensos lain. KPK menduga suap bansos yang diterima Juliari turut dirasakan beberapa pihak lain di daerah.
Plt juru bicara KPK, Ali Fikri, menyatakan dugaan suap Juliari mengalir ke beberapa pihak di daerah didalami penyidik saat memeriksa Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Kendal dari Fraksi PDIP, Munawir, pada Kamis (25/2/2021).
"Munawir didalami pengetahuannya terkait adanya dugaan aliran sejumlah uang yang diberikan oleh tersangka JPB (Juliari Batubara) ke beberapa pihak di daerah," ujar Ali dalam keterangannya, Jumat (26/2/2021).
Ali tak menjelaskan siapa saja pihak di daerah yang diduga menerima uang dari Juliari. Namun pada Jumat (19/2/2021) pekan lalu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kendal, Akhmat Suyuti, mengembalikan sejumlah uang terkait perkara ke KPK. Uang tersebut diduga berasal dari Juliari.
Saat itu, Ali tak menjelaskan lebih lanjut terkait apa Juliari yang notabene politikus PDIP, diduga memberikan uang kepada Akhmat.
Namun diketahui pada Pileg 2019, Juliari lolos ke DPR melalui Dapil Jateng I yang meliputi Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Kendal. Dalam Pileg 2019, Juliari mendapatkan 171.269 suara. Adapun PDIP Kendal dipimpin Akhmat.
Setelah lolos ke DPR, Juliari dipilih Presiden Jokowi sebagai Menteri Sosial hingga akhirnya terjerat kasus suap bansos corona.
Dalam perkara ini, Juliari Batubara diduga menerima suap hingga Rp 17 miliar. Suap itu dari para vendor bansos yang dapat paket supplier dalam bansos corona wilayah Jabodetabek.
Suap diduga berasal dari permintaan jatah Rp 10 ribu dari tiap paket bansos yang disalurkan senilai Rp 300 ribu.
Juliari Batubara melalui anak buahnya Matheus Joko dan Adi Wahyono selaku pejabat pembuat komitmen Kemensos diduga mengakali penunjukan vendor bansos. Atas upayanya, mereka mendapat imbal dari para vendor. (Kumparan)