kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Rekrut Pemimpin BUMN, Erick Melihat Situasi Pasar

Rekrut Pemimpin BUMN, Erick Melihat Situasi Pasar

Rabu, 11 Agustus 2021 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Menteri BUMN Erick Thohir. [Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan kriterianya dalam mencari anak buah untuk memimpin perusahaan-perusahaan pelat merah.

Ia mengaku mulanya sempat mengalami kesulitan mencari 'anak buah' yang masuk dalam kriterianya untuk memimpin BUMN.

Akhirnya, Erick mengaku punya rumus utama sebagai salah satu kriteria merekrut anak buah yakni melihat penerimaan pasar. Erick mengakui melakukan hal itu karena tak ingin BUMN jadi menara gading sehingga harus bisa membentuk ekosistem dengan swasta dan pemerintah daerah.

Bila tak sesuai kriterianya, Erick menyebut ia tak segan mencopot direksi dan komisaris pelat merah. Sejak awal menjabat pada akhir 2019 lalu, ia memang terkenal sering copot pasang anak buah.

Kriteria pertama yang dilihat Erick adalah talenta yang dimiliki. Sosok yang sebelumnya dikenal sebagai pengusaha media hingga bos klub sepak bola Italia, Internazionale Milan itu menyebut direksi dan komisaris BUMN harus melaksanakan KPI atau Key Performance Indicator yang diberikan.

Pada kesempatan sama, Erick menargetkan 10 persen direksi yang memimpin perusahaan pelat merah akan diisi anak muda dengan usia di bawah 42 tahun. Ini dilakukan mengingat baginya transformasi sumber daya manusia adalah hal yang mustahil jika tidak dilakukan.

Erick membuktikan dengan mengajak beberapa anak muda yang memiliki rapor baik untuk memimpin BUMN, seperti Muhamad Fajrin Rasyid mantan Co-Founder Bukalapak yang kini menjadi Direktur Bisnis Digital Telkom Indonesia.

Kemudian, Soleh Ayubi mantan Direktur Pengembangan UnitedHealth Group Amerika Serikat yang kini menjadi Chief Transformation BioFarma.

Selain itu Erick juga menyampaikan akan menargetkan jumlah direksi perempuan pada perusahaan BUMN hingga 25 persen pada 2023. Erick mengaku itu dilakukannya untuk meningkatkan kepemimpinan perempuan (Women Leadership) dalam perusahaan-perusahaan milik negara tersebut. (CNN Ind)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda