Beranda / Berita / Nasional / PT Djarum Berdayakan Ekonomi Desa Melalui BUMDes

PT Djarum Berdayakan Ekonomi Desa Melalui BUMDes

Kamis, 21 Juli 2022 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Achmad Budiharto, Deputy General Manager PT Djarum, menyambut sekaligus menyemangati peserta “Pelatihan Dasar Pengelola BUMDes Kudus, Maret 2022.[Foto: For Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - PT Djarum melanjutkan program pemberdayaan ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terus berlanjut. Djarum telah melatih 14 desa dalam pelatihan bertajuk “Pelatihan Dasar Pengelola BUMDes Kabupaten Kudus” pada Maret 2022, Jawa Tengah.

Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal dasar pengetahuan dan kemampuan untuk memulai pendirian BUMDes. Dari perkara tata kelembagaan sampai perencanaan bisnis yang hendak digarap BUMDes.

Selanjutnya, 14 desa ini didampingi secara intensif selama setahun ke depan. Menggandeng Lokadata.id dan Perkumpulan Desa Lestari, desa alumni pelatihan ini mulai didampingi untuk memantapkan kelembagaan, mengeksekusi rencana bisnis, sampai membuat laporan keuangan yang akuntabel dan sesuai standar.

“Tujuannya sederhana, BUMDes memiliki Badan Hukum, bisnisnya berjalan dan menghasilkan pendapatan untuk desa,” ungkap Deputy General Manager PT Djarum, Achmad Budiharto.

Dalam “Pelatihan Dasar Pengelola BUMDes Kudus”, peserta didampingi untuk membuat perencanaan usaha sesuai potensi desa masing-masing. [Foto: For Dialeksis]Dalam “Pelatihan Dasar Pengelola BUMDes Kudus”, peserta didampingi untuk membuat perencanaan usaha sesuai potensi desa masing-masing. [Foto: For Dialeksis]

14 desa itu adalah Desa Piji, Lau, Kandangmas, Tergo dan Japan (Kecamatan Dawe); Pedawang, Panjang, dan Purworejo (Kecamatan Bae); Pasuruhan Kidul dan Tumpangkrasak (Kecamatan Jati); Krandon (Kecamatan Kota); Kedungdowo (Kecamatan Kaliwungu); Kedungsari (Kecamatan Gebog); dan Pladen (Kecamatan Jekulo).

Per 19 Juli 2022, dari 14 desa yang didampingi, dua di antaranya telah memiliki legalitas badan hukum. Yakni BUMDes Kedung Mulyo Kedungsari dan BUMDes Maju Sejahtera Tumpangkrasak.


Kegiatan usaha yang direncanakan desa-desa ini bermacam, mulai pengelolaan sampah, PAMDes (Penyediaan Air Minum Desa), budidaya bermacam ternak, perdagangan produk UMKM desa, sampai usaha penyediaan internet desa.

“Embrio BUMDes di Desa Pedawang, Kecamatan Dawe, misalnya merencanakan untuk memasarkan produk olahan nanas dari UMKM desa. Selain itu, BUMDes juga sedang membuat prasarana untuk wisata edukasi kebun nanas,” imbuh Budiharto.

Per Juli 2022, PT Djarum sedang mendampingi secara intensif 20 desa: 6 BUMDes semenjak Februari 2022 dan 14 desa yang akan mendirikan BUMDes. Keenam BUMDes yang didampingi adalah BUMDes Makmur Jetiskapuan, BUMDes BUMDes Wonorekso Wonosoco, BUMDes Sukses Wijaya Pasuruhan Lor, BUMDes Arum Berkah Sejahtera Gondoharum, BUMDes Tunjungseto Bae, dan BUMDes Guntur Madu Tanjungrejo.

Masing-masing BUMDes didampingi untuk menjalankan kegiatan usaha sesuai kekuatan dan potensi desa.

“BUMDes Wonosoco memanfaatkan potensi wisata di desanya. Mereka membangun track wisata baru, lokasi selfie, dan desa mendukung dengan penyediaan kendaraan wisata (ATV). Gotong-royong dan semengat mereka terlihat. Selain itu, mereka juga merencanakan untuk membikin kegiatan usaha produksi olahan lidah buaya, meskipun masih panjang proses perizinannya,” imbuh Budiharto.

Selain itu, pada Agustus 2022, Djarum juga merencanakan pelatihan untuk desa-desa yang telah memiliki BUMDes.

“Desa-desa yang sudah punya BUMDes, tapi secara kelembagaan belum tertata juga perlu diperhatikan. Minimal mereka memiliki status Badan Hukum untuk mendukung aktivitas usaha BUMDes ke depan,” jelas Budiharto.

PT Djarum selama tiga tahun terakhir konsisten dengan semangat untuk memberdayakan ekonomi desa melalui BUMDes. Sepanjang 2019-2022, Djarum telah melakukan intervensi pada 48 BUMDesa di Kabupaten Kudus.

Titik intervensi program ini adalah peningkatan kapasitas pengelola BUMDes. Sebab, berdasar riset PT Djarum bersama Lokadata.id (2019), masalah utama yang dihadapi BUMDes di Kabupaten Kudus dan kabupaten sekitarnya bermuara pada kurangnya kapasitas pengelola BUMDes dalam mengelola bisnis dan menata kelembagaan. Karena itu, skema pelatihan dan pendampingan intensif dipilih untuk menyasar tantangan dari sisi sumber daya manusia ini.

Manfaat ini dirasakan oleh pengelola BUMDes di Kabupaten Kudus. “Setelah pendampingan intensif dari PT Djarum bersama Desa Lestari, saya jadi percaya diri dan paham apa tugas, kewajiban, dan bagaimana pengelolaan BUMDes yang baik. Mengelola BUMDes sama dengan mengelola bisnis, kami menjadi rajin untuk melakukan pencatatan keuangan, memberikan pelaporan, dan berusaha mencari ceruk bisnis baru,” tutur direktur BUMDes Karisma, Desa Karangampel, Ahmad Bahruddin.[]


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda