Penggiat Pemilu Deklarasikan Pilkada Sehat
Font: Ukuran: - +
Ilustrasi
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Para penggiat Pilkada mendeklarasikan pelaksanaan Pilkada Sehat. Gerakan itu sebagai dukungan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tetapi aman dari penyebaran wabah virus corona atau Covid 19.
"Pilkada sehat harus menjadi gerakan nyata di masyarakat melalui tahapan-tahapan Pilkada agar setiap warga sadar (aware) untuk mempraktikkan protokol kesehatan Covid-19 dengan saling melakukan dan saling mengawasi bersama-sama," kata inisiator gerakan Pilkada Sehat yang juga Koordinator Lingkar Masyarakat Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
Selain Ray, para penggiat Pemilu yang mengikuti gerakan Pilkada Sehat adalah Alwan Ola Riantoby (JPPR), Jeirry Sumampow (Tepi Indonesia), August Mellaz (SPD), Arif Susanto (Exposit Strategic), Lucius Karus (FORMAPPI), Aditya Perdana (Puskapol UI), Jojo Rohi (KIPP), dan Ari Nurcahyo (PARA Syndicate).
Ray menjelaskan penyelenggaraan Pilkada sehat menciptakan peluang melalui event politik (pemilu) untuk melatih adaptasi kebiasaan baru secara konkrit, terukur, dan terawasi. Hal itu melalui pelaksanaan tahapan-tahapan pilkada dan hari pencoblosan secara lebih partisipatif dengan tuntutan sehat jasmani dan demokrasi.
Dia menyebut Indonesia bukan satu-satunya negara yang tetap melaksanakan pilkada di tengah pandemi. Beberapa negara seperti Jerman (Bavaria), Prancis, dan Korea Selatan, tetap melaksanakan pilkada di tengah pandemi. Indonesia bisa merujuk dan mempelajari dari negara-negara tersebut.
Dengan diselenggarakannya Pilkada Serentak 2020, tidak hanya merupakan sarana untuk meregenerasi kepemimpinan politik di daerah, tapi sekaligus dapat memberikan legitimasi politik yang kuat bagi para pemimpin baru di daerah untuk merealisasikan program penanggulangan Covid-19.
"Pelaksanaan Pilkada 2020 di tengah pandemi Covid-19 dan kondisi tekanan krisis ekonomi sekarang ini akan menguji sejauh mana ketahanan demokrasi (democratic resilience) bangsa ini.
Sukses Pilkada Serentak 2020 dapat menjadi instrumen untuk menarik kepercayaan publik dan masyarakat dalam mempertahankan iklim politik yang stabil dan sehat, sekaligus menjadi instrumen untuk mengukur sejauh mana ketahanan demokrasi bangsa kita dalam menghadapi badai krisis berlapis akibat pandemi Covid-19 ini," jelas Ray Rangkuti.
Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menambahkan Pilkada Serentak 2020 penting untuk tetap dilaksanakan pada 9 Desember 2020 nanti. Pilkada serentak di 270 daerah ini harus disukseskan karena sebagaivmomentum solidaritas politik untuk kebangkitan nasional melawan pandemi Covid-19.
"Sudah hampir enam bulan kita melewati ketidakpastian akibat krisis kesehatan yang disebabkan pandemi, lalu kita menghadapi krisis ekonomi dengan pertumbuhan minus yang mengarah ancaman resesi. Kita harus bergerak untuk bangkit bersama melampaui krisis ini," kata Ari.
Dia menyebut Pilkada Sehat adalah pilihan rasional menciptakan momen kebangkitan bangsa melalui agenda demokrasi. Caranya menyelenggarakan pemilu yang demokratis, mempraktikkan disiplin kesehatan secara ketat dan sungguh-sungguh, sekaligus menggerakkan aktivisme sosial ekonomi masyarakat dalam skala besar.
"Protokol kesehatan harus dapat diterapkan secara sungguh-sungguh dengan disiplin tinggi pada setiap tahapan pilkada untuk menjamin keselamatan pemilih dan penyelengara pemilu," tutup Ari.