Beranda / Berita / Nasional / Pasar Halal Tembus Rp20.000 Triliun, Kepala BPJPH: Peluang Pasar Bagi Indonesia

Pasar Halal Tembus Rp20.000 Triliun, Kepala BPJPH: Peluang Pasar Bagi Indonesia

Sabtu, 07 Desember 2024 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala BPJPH Haikal Hassan. [Foto: Humas BPJPH]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dalam satu dekade terakhir, pasar makanan dan minuman halal menunjukkan peningkatan tajam, dipacu oleh pertumbuhan populasi Muslim yang cepat. Pasar halal global diperkirakan mencapai US$1,3 triliun pada 2025 atau sekitar Rp20.670 triliun (US$1= 15.900), melonjak dari US$ 899,9 juta pada 2018 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan 5,2% selama kurun 2018-2028.

Menilik peluang besar tersebut, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Haikal Hasan memastikan bahwa langkah Pemerintah Indonesia untuk secara serius memperkuat ekosistem industri halal di Tanah Air agar dapat mengambil peluang pasar yang sedemikian besar itu.

"Data ini membuktikan bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekosistem industri halal kita. Sebab, peluang yang sangat besar itu harus kita ambil. Dan dengan potensi yang kita miliki, saya yakin kita mampu menjadi produsen produk halal terbesar di dunia, sepanjang kita bersama bersinergi dan berkolaborasi untuk memperkuat ekosistem produk halal yang kita miliki, mulai dari sektor usaha mikro, kecil, menengah, hingga besar," kata Haikal Hasan, di Jakarta, Sabtu (7/12/2024).

Lebih lanjut, Babe Haikal, sapaan akrabnya, juga mengatakan bahwa kebijakan Pemerintah yang dilaksanakan melalui BPJPH berupa implementasi kewajiban sertifikasi halal yang semakin ketat, merupakan salah satu kunci penguatan ekosistem halal ini.

Sertifikasi halal memegang peran penting dalam memastikan produk-produk yang beredartelah memenuhi standar halal sebagai jaminan kehalalan sekaligus added value atau nilai tambah yang berlaku secara internasional.

Standar halal, lanjut Haikal, telah berkembang sebagai konsep yang semakin inklusif. Saat ini, halal bukan hanya menjadi bagian dari kehidupan umat muslim saja, melainkan untuk seluruh masyarakat terlepas dari latar belakang agama atau keyakinannya.

"Halal kini telah menjadi gaya hidup, lifestyle. Halal itu baik, sehat, higienis, dan berkualitas. Halal is for all, halal adalah rahmat bagi semua umat manusia. Produk halal tidak hanya untuk muslim, semua bisa menikmati. Dengan kualitas ini, maka kini produk halal telah menjadi preferensi bagi masyarakat dunia di berbagai negara," lanjut Haikal menjelaskan.

"Potensi tersebut, lanjutnya, juga berpeluang bertumbuh sejalan proyeksi pertumbuhan populasi Muslim global oleh Studi Pew Research Center yang memperkirakan bahwa pada 2030 nanti akan mencapai 2,2 miliar jiwa.

Bahkan, kemajuan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara juga menjadi salah satu faktor pendorong utama tumbuhnya pasar produk halal di dunia. Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan mendorong masyarakat di wilayah ini untuk mengonsumsi lebih banyak produk halal.

Dengan ekosistem halal yang kuat dan produktif, maka dipastikan Indonesia akan menjadi produsen produk halal yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang besar, tetapi juga sebagai komoditi ekspor untuk memenuhi kebutuhan internasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Untuk itu saya mengajak kepada kementerian, lembaga, Pemda, swasta dan semua pihak untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dalam penguatan ekosistem halal. Termasuk dalam mewujudkan sosialisasi, edukasi, lietarsi, dan fasilitasi sertifikasi halal bagi pelaku UMK di seluruh wilayah Republik Indonesia," kata Babe Haikal.

Sinergi ini, katanya, diharapkan membawa UMK kita dapat naik kelas, memenuhi standar halal dan produknya semakin mampu bersaing di pasar global, bahkan unggul dari sisi kualitas, kuantitas dan harga dengan produk halal yang berasal dari luar negeri. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI