kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Organisasi Internasional Apresiasi Konservasi Berbasis Masyarakat

Organisasi Internasional Apresiasi Konservasi Berbasis Masyarakat

Minggu, 15 Januari 2023 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: dok Biro Humas KLHK]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Konservasi alam berbasis masyarakat di Tangkahan, yakni ekowisata di dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara (Sumut), diapresiasi organisasi internasional Global Environment Facility (GEF).

"Saya menyampaikan apresiasi kepada masyarakat di Tangkahan atas upayanya dalam menjaga Taman Nasional," ujar Chief Executive Officer (CEO) Global Environment Facility (GEF), Carlos Manuel Rodriguez, dalam keterangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK), yang diterima InfoPublik terkait kunjungan CEO GEF ke Tangkahan, Sumatra Utara, pada Sabtu (14/1/2023).

Dalam kunjungan tersebut, CEO GEF Carlos Manuel Rodriguez didampingi oleh Manager Program Unit GEF Caude Gascon, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Jefry Susyafrianto, Sekretaris Ditjen PPI KLHK, Agus Rusly dan perwakilan Biro Kerja Sama Luar Negeri KLHK.

Salah satu agenda dalam kunjungan tersebut adalah melakukan pertemuan dan diskusi dengan komunitas lokal Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT), pemerintah Desa Namo Sialang dan Sei Serdang, Balai Besar KSDA Sumatra Utara, serta para mitra Balai Besar TNGL, yaitu CRU Tangkahan, Ganesha dan Conserve Project.

"Saya juga berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia karena sudah melakukan upaya yang sangat besar, khususnya melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi," tutur dia.

Menurut Carlos, ada empat pendekatan perencanaan jangka panjang yang akan GEF lakukan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan kawasan konservasi, khususnya di Tangkahan.

Pertama, memperkuat kapasitas ranger. Kedua, pengembangan infrastruktur strategis untuk peningkatan pelayanan lembaga pengelola. Ketiga, peningkatan manajemen bersama antara pemerintah, NGO, akademisi dan komunitas lokal.

“Keempat, visi panjang untuk Sumatra terkait restorasi habitat dan konservasi satwa liar,” imbuh Carlos.

GEF merupakan mekanisme pendanaan yang dibentuk sejak 1991 untuk menggalang kerja sama internasional dalam mengatasi ancaman lingkungan global. Saat ini, GEF telah mendukung upaya konservasi di 150 negara, dan Indonesia merupakan negara yang mendapat alokasi terbesar setelah China dan Brazil.

Kepala Balai Besar TNGL Mamat Rahmat menyambut baik pendekatan perencanaan GEF dan berharap dapat segera diterapkan di Tangkahan.

Mamat mengajak LPT dan seluruh mitra untuk terus melanjutkan dan mengembangkan kegiatan wisata alam berbasis konservasi di Tangkahan. [InfoPublik]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda