Menag Sebut Moderasi Beragama Ikhtiar Mengembalikan Agama ke Fitrahnya
Font: Ukuran: - +
Menag, Yaqut Cholil Qaumas. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Makassar - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan belakangan ini sering muncul fenomena terjadinya pergeseran makna agama di tengah masyarakat.
Dulu agama, kata Gus Men, panggilan akrabnya, datang kepada umat manusia untuk menghancurkan berhala. Namun kini agama justru menjadi berhala, di mana ada umat beragama yang tidak kenal Tuhannya, meski mengaku beragama.
Fenomena ini disampaikan Menag Yaqut saat silaturahmi dengam tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, dan ASN Kemenag se-Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Silaturahmi dalam rangka penguatan Moderasi Beragama yang dirangkai dengan peresmian pembangunan gedung SBSN ini digelar di Asrama Haji Sudiang Makassar.
"Kadang kita menemukan ada umat yang mengaku beragama namun melakukan kekerasan kepada umat beragama yang lain. Dulu orang saling mengasihi karena agama dan memegang nilai-nilai agama. Tetapi sekarang orang banyak berselisih karena berbeda agama," ujar Menag Yaqut, Minggu (13/11/2022) .
"Inilah kondisi yang perlu kita perbaiki bersama. Sebab ada orang saling membenci karena berbeda agama. Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan apapun agamanya. Sebab agama diturunkan itu fungsinya untuk mendekatkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya," sambung Menag.
Menurut Gus Men, saat ini ditemukan orang yang pura-pura rajin beribadah di depan orang banyak, tetapi melawan perintah-perintah Tuhan. "Fenomena ini sering terjadi pada diri kita dan orang lain. Oleh karena itu Moderasi Beragama menjadi sangat penting dalam menyikapi fenomena tersebut dengan cara mengembalikan agama kepada fitrahnya, " tandas Menag.
Fenomena ini, harap Menag, harus menjadi catatan dan perhatian bersama para tokoh agama dengan mengembalikan fungsi agama kepada fitrahnya.
Moderasi Beragama menjadi salah satu ikhtiar bersama untuk mengembalikan agama kepada fitrahnya.
"Kita semua berharap para pemuka agama bisa menyampaikan kepada umatnya masing-masing tentang perdamaian, kebaikan, dan kasih sayang, dan jangan sekali-kali menggunakan agama sebagai dasar permusuhan," tegas Menag.[]