kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / Massa Ojek Online Indonesia Ancam Kepung Kedubes Malaysia

Massa Ojek Online Indonesia Ancam Kepung Kedubes Malaysia

Selasa, 27 Agustus 2019 14:04 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi ojek online di Jakarta. [FOTO: CNN Indonesia]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Massa pengemudi ojek online (ojol) mengancam bakal mengepung Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia menyusul beredarnya video seseorang yang dianggap merendahkan Indonesia dan profesi mereka.

Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono mengatakan dia dan seluruh pengemudi ojol di Indonesia sudah membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Kedubes Malaysia.

Pada surat itu tertulis tuntutan klarifikasi dan permintan maaf terbuka dari seseorang pada video itu yang diduga warga negara Malaysia bernama Shamsubahrin Ismail, pendiri perusahaan Big Blue Taxi Services.

Video tersebut, menurut Igun sudah kadung viral di tengah masyarakat dan bikin keresahan karena kontennya dianggap merendahkan.

"Ini negara miskin, kita negara kaya. Kalau Indonesia anak muda bagus, dia tak keluar, keluar negara untuk cari kerja. Gojek hanya untuk orang miskin seperti di Jakarta," ucap pria dalam video itu.

Igun bilang bahwa pernyataan 'Gojek hanya untuk negara miskin seperti di Jakarta, Indonesia' merupakan representasi dari merendahkan martabat profesi dan menghina masyarakat Indonesia secara umum.

Menurut Igun jika tuntutan tidak ditanggapi pada Selasa (3/9/2019) dia bersama massa siap mengepung Kedubes dan Konsulat Jenderal Malaysia di seluruh Indonesia.

"Jika tidak ada klarifikasi dari dubes Malahsia di Jakarta dan permohonan maaf dari boss taxi di Malaysia dalam video yang merendahkan martabat kami, maka kami driver ojek online se Indonesia akan kepung Kedubes Malaysia di Jakarta dan konjen-konjen Malaysia di seluruh NKRI," kata Igun.

Pihak Gojek yang dihubungi CNNIndonesia.com belum memberi respons soal video viral tersebut dan niatan mengumpulkan massa ojol di Indonesia.(me/CNN Indonesia)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda