Kemenko Marves: Sabang Jadi Pelabuhan Hub Transit, Dukung Sektor Pariwisata dan Ekonomi
Font: Ukuran: - +
Kemenko Marves mengelar Rakor Pelabuhan Hub Transit di Sabang. [Foto: Humas Kemenko Marves]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sabang, pulau ujung barat Indonesia kini dapat dijangkau dengan mudah. Kapal atau stakeholder yang berlayar di wilayah Aceh bisa menjangkaunya. Sehingga kapal asing yang melintasi Laut Andaman dapat melakukan transit di Pelabuhan Hub Transit Sabang, tidak harus memutar ke Pelabuhan Malahyati atau Pelabuhan Lhokseumawe.
Demikian disampaikan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Staf Ahli Bidang Sosio-Antropologi Maritim, Basilio Dias Araujo dalam keterangannya yang dikutip Dialeksis.com, Minggu (17/3/2024).
Basilio mengungkapkan, Sabang, sejatinya memiliki potensi besar sebagai tempat perekonimoan dan pariwisata. Pasalnya, Sabang telah dilalui oleh 14 kapal cruise dan 86 yacht.
"Sehingga untuk proyeksi kegiatan pariwisata sangat berkembang," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Staf Ahli Menteri bidang Hukum Laut Kemenko Marves, Okto Irianto, terkait rencana Pelabuhan Sabang menjadi hub transit. Ia memandang bahwa menjadikan Sabang persinggahan adalah kesempatan yang bagus bagi perekonomian Kota Sabang.
"Demi menarik perhatian stakeholder untuk membangun pelabuhan di Sabang, maka dibutuhkan perbandingan harga antara pelayanan hub transit di Singapura dan Malaysia," kata Okto.
Menurut dirinya, akan lebih menarik para pemilik kapal jika Pelabuhan Hub Transit di Sabang dikenakan tarif 10 persen lebih rendah dari pelayanan di Singapura dan Malaysia.
"Jika kita memproyeksikan Pelabuhan Sabang, maka dibutuhkan konsolidasi dengan asosiasi kapal di Indonesia untuk mensosialisasikan adanya rencana pembangunan pelabuhan hub transit di Sabang," pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Komersial dan Investasi Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Erwanto Kasyah, menyatakan bahwa terdapat aktivitas yang dilakukan di Sabang, di antaranya 19 call cruise setiap tahun dan pelabuhan tersebut telah digunakan oleh kapal perang dari India, Cina, Singapura dan Indonesia.
"Namun sayangnya tidak ada aktivitas perdagangan di Pelabuhan Sabang hingga saat ini," kata Erwanto. [*]