Hari Kesaktian Pancasila, Ini Sejarahnya
Font: Ukuran: - +
![](https://dialeksis.com/images/web/2022/10/uoaca-pancasila.jpeg)
[Foto: ANTARA/ASPRILLA DWI ADHA]
Setelah ditemukan, mayat tujuh anggota TNI AD ini dimakamkan secara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan di Kalibata, Jakarta Selatan pada 5 Oktober 1965. Para korban G30SPKI ini kemudian diangkat menjadi Pahlawan Revolusi.
Selang setahun kemudian, Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini harus diikuti oleh seluruh pasukan TNI AD.
Setahun berikutnya, Soeharto yang telah menjadi Presiden ke-2 Indonesia menggantikan Soekarno, mengeluarkan Keppres 153/1967 yang menetapkan Hari Kesaktian Pancasila sebagai peringatan yang harus diikuti oleh seluruh masyarakat.
Artinya, tak hanya para anggota TNI AD saja. Ini menjadi penegasan terhadap sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.
Lantas, apa pentingnya memperingati Hari Kesaktian Pancasila?
Berdasarkan Keppres 153/1967, tewasnya tujuh anggota TNI AD di peristiwa G30SPKI menandakan daya juang para anggota TNI AD atas gerakan-gerakan yang berusaha menghancurkan Pancasila.
Untuk itu, masyarakat Indonesia perlu ikut memperingati Hari Kesaktian Pancasila agar terus mengingat daya juang para Pahlawan Revolusi. [cnnindonesia]
![kip](https://dialeksis.com/images/web/2024/07/WhatsApp-Image-2024-07-09-at-09.38.18.jpeg)
Berita Populer
![esdm](https://dialeksis.com/images/web/2024/07/dialeksis1.png)
![koni](https://dialeksis.com/images/web/2024/07/WhatsApp-Image-2024-07-17-at-12.33.21.jpeg)
![esdm](https://dialeksis.com/images/web/2024/07/dialeksis.jpg)