Begini Kata Bos Properti Soal Kenaikan Harga Rumah Subsidi
Font: Ukuran: - +
Gambar ilustrasi. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pengusaha properti tengah menunggu kebijakan baru pemerintah mengenai kenaikan harga rumah subsidi. Mereka mengklaim selisih keuntungan dari program ini menipis karena tingginya harga bahan baku, sementara harga rumah subisidi tidak ada kenaikan dari waktu ke waktu.
"Belum ada, sampai sekarang masih di Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan kan masih menahan. Mungkin karena pertimbangan inflasi. Tapi memang harganya udah nggak nutup," kata Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (19/8/2022).
Dia meminta agar pengembang mendapat bantuan dari pemerintah sehingga penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dapat tetap berjalan.
Di sisi lain, dia menambahkan, ada ancaman yang muncul ketika harga rumah subsidi naik. Yaitu sejalan dengan kenaikan inflasi serta melemahnya daya beli masyarakat.
"Karena kalau saya paksakan memengaruhi ke inflasi, pengaruhi semuanya. Kalau ekonomi makro Indonesia terpengaruh karena inflasi gara-gara properti juga akhirnya properti juga yang stagnan. Itu juga harus dipertimbangkan mana ayam dan telur," ujar Totok.
Sebelumnya, sosialisasi kenaikan rumah subsidi yang dari Kementerian PUPR memperkirakan kenaikan harga rumah subsidi paling tidak mencapai 7 persen. Rencana menaikkan harga rumah subsidi ini lantaran kian mahalnya harga material bangunan, seperti besi baja, semen, aluminium dan lainnya.(CNBC Indonesia)