kip lhok
Beranda / Berita / Nasional / 59 Tewas akibat Banjir Sulawesi

59 Tewas akibat Banjir Sulawesi

Jum`at, 25 Januari 2019 19:06 WIB

Font: Ukuran: - +

Sebagian kota Makassar digenangi banjir [Antara Foto / Abriawan Abhe via Reuters]


DIALEKSIS.COM | Sulawesi - Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor melonjak menjadi 59 orang.

Curah hujan yang tinggi di wilayah di Sulawesi Selatan telah memicu banjir dan tanah longsor memaksa ribuan orang mengungsi. 

Pihak berwenang mereka masih mencari puluhan warga yang masih hilang.

Sekitar 3.400 orang diungsikan dari rumah mereka saat hujan deras dan angin kencang menghantam bagian selatan pulau Sulawesi pada hari Rabu dan Kamis, membengkak sungai yang meluap dan membanjiri puluhan komunitas di sembilan kabupaten.

"Saya belum pernah melihat sesuatu yang seburuk ini - ini adalah yang terburuk," kata Syamsibar, kepala badan mitigasi bencana Sulawesi Selatan, kepada kantor berita AFP, Jumat, seraya menambahkan bahwa 25 orang masih hilang.

Korban tewas adalah 30 pada Kamis malam.

Kabupaten Gowa menderita korban terberat, dengan 44 orang ditemukan tewas, kata Syamsibar, yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan satu nama.

Satu jalan raya utama diblokir, mendorong pihak berwenang untuk mengirimkan bantuan melalui helikopter, menurut media setempat. Bagian dari ibukota provinsi, Makassar, juga terpengaruh.

Gambar udara menunjukkan air cokelat berlumpur menutupi petak-petak tanah dan, di beberapa daerah, air deras membasuh rumah dan puing-puing.

Mereka yang dievakuasi diberi perlindungan di sekolah, masjid dan tenda. Setidaknya 46 dirawat di rumah sakit lokal dan klinik kesehatan.

Warga mengarungi jalan-jalan yang dipenuhi air setinggi pinggang, beberapa membawa barang-barang mereka di kepala, ketika mereka melarikan diri ke tempat perlindungan sementara dan dapur lapangan yang didirikan oleh badan mitigasi bencana.

Pada hari Kamis, badan tersebut mengatakan bahwa sementara banjir di provinsi itu surut "proses pencarian dan evakuasi masih berlangsung

"Kami mendesak masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan banjir dan tanah longsor," kata Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara badan bencana nasional.

Banjir juga merusak rumah, gedung pemerintah, sekolah, dan jembatan.

Tanah longsor dan banjir sering terjadi di Indonesia yang rawan bencana, terutama selama musim hujan antara Oktober dan April, ketika hujan mengguyur kepulauan Asia Tenggara yang luas.

Pada Oktober, banjir bandang dan tanah longsor menewaskan sedikitnya 22 orang di beberapa kabupaten di pulau Sumatra. (afp)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda