Tahapan Intelektual Melatih Anak Berpuasa
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ibadah puasa tentunya tak mudah dijalankan, apalagi bagi seorang anak yang baru pertama kali melakukannya. Anak sudah terbiasa dengan pola makan sehari-hari, itulah sebabnya belajar puasa akan mengubah kebiasaan mereka.
Biasanya, seorang anak terarah pada pemuasan kesenangan. Namun saat belajar berpuasa, seorang anak akan belajar bagaimana menahan diri. Untuk melatih anak berpuasa, perlu diperhatikan kesiapan fisik maupun psikologis anak.
Psikolog Senior Aceh Hj Nurjannah Nitura MPsi dari Psikodista Banda Aceh menyatakan, pengenalan puasa dapat dilakukan sedini mungkin sesuai dengan perkembangan intelektual anak.
Anak usia 2-7 tahun adalah tahap pre-operational. Pada usia ini, anak-anak memikirkan segala sesuatu secara simbolis. Mereka mulai membangun pengalaman tentang dunianya, mampu berpikir logis dan imajinasi.
“Untuk usia ini, penjelasan tentang puasa hendaknya memperhatikan tahap intelektual tersebut melalui simbol, dongeng dan imajinasi khas anak-anak,” ujar Nurjannah kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Jumat (8/4/2022).
Lanjut Nurjannah, untuk anak usia 7-12 tahun sudah memasuki Tahap konkret Operational. Pada tahap ini anak mulai menunjukkan kemampuan berpikir logis dan konkret. Anak mulai paham perspektif orang lain dan makin menyadari berbagai pengalaman hidupnya.
“Untuk usia ini, penjelasan puasa dan perilaku berpuasa melalui praktik langsung secara konkret akan sangat baik agar tercapai kebiasaan puasa secara permanen,” ungkapnya.
Kemudian, anak usia 7-12 tahun juga sudah siap dijelaskan konsep pahala dan dosa secara lebih konkret melalui contoh langsung yang nyata.
“Pada asasnya internalisasi nilai dan perilaku puasa sesuai tahap perkembangan intelektual akan lebih mampu membentuk perilaku berpuasa pada anak,” demikian tutupnya. [AKH]