Beranda / Berita / Haba Ramadan / Manusia Gagal Memaknai Hidup Sebagai Khalifah, Kerusakan Alam Makin Tak Terbendung

Manusia Gagal Memaknai Hidup Sebagai Khalifah, Kerusakan Alam Makin Tak Terbendung

Selasa, 04 April 2023 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

Tangkapan layar Bincang Ramadhan yang digelar ASAR Humanity Aceh dengan narasumber pembina Yayasan Aceh Green Conservation (AGC) Suhaimi Hamid, Selasa (4/4/2023) yang disiarkan langsung di akun Facebook ASAR Humanity Aceh. 


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Kerusakan alam yang akhir-akhir ini semakin parah bukan disebabkan oleh faktor lain, melainkan karena ulah tangan manusia sendiri. Karena Manusia gagal memaknai hidup sebagai khalifah di muka bumi, sehingga membuat kerusakan.

Demikian disampaikan oleh pembina Yayasan Aceh Green Conservation (AGC) Suhaimi Hamid, Selasa (4/4/2023) pada kegiatan Bincang Ramadhan yang digelar ASAR Humanity Aceh.

Bincang yang mengusung tema "Ramadhan dan Semangat Menjaga Alam" dipadu Host Furqan disiarkan langsung di akun Facebook ASAR Humanity Aceh. 

Dalam acara tersebut Abu Suhai, sapaan akrab Suhaimi Hamid, menyebutkan jika manusia di muka bumi ini benar-benar memaknai kehadirannya sebagai khalifah atau pemimpin yang menjaga alam sungguh kerusakan alam tak akan terjadi.

"Coba kita lihat sekarang ini banjir semakin parah, tanah longsor dan berbagai becana lainnya, ini sungguh karena disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri," sebut Abu Suhai sambil mengutip Firman Allah Al-Qur'an QS. Ar-rum: 41-42.

Wakil ketua DPRK Bireuen ini juga menyoroti pola perilaku hidup manusia saat ini dalam mengelola sampah. Ini jauh sangat berbeda dengan pendahulunya era tahun 90an. 

"Dahulu orang tua kita di gampong-gampong di acara pesta tidak memakai air minum dalam plastik, mereka memasak sendiri air untuk diminum, tetapi coba kita lihat sekarang ini justru sudah sangat jauh berbeda, sudah terjadi pola perubahan dalam hidup kita," sebut Abu Suhai.

Seharusnya hal-hal yang berdampak tidak baik terhadap lingkungan kehidupan tak mesti terjadi, apalagi sampah yang dihasilkan bukan dari ternak hewan tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan. 

"Dengan memakai air kemasan saat acara pesta sampah plastik yang tidak bisa di daur ulang akan berefek pada lingkungan manusia," kata Wakil Ketua DPRK Bireuen ini

Untuk itu, melalui momentum bulan suci Ramadhan ini, Abu Suhai mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama memperbaiki prilaku kehidupan sehari-hari sehingga alam akan terjaga dan akan bermanfaat bagi kehidupan anak cucu kita yang akan datang. [FAJ]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI