Beranda / Gaya Hidup / Jangan Takut ya Sayang

Jangan Takut ya Sayang

Selasa, 05 Maret 2019 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi anak ketakutan. (Foto: Shutterstock.com)

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rasa takut dapat menyerang siapa saja. Tidak hanya anak-anak, bahkan orang dewasa pun memiliki rasa takutnya sendiri.

Dilansir Health Today Malaysia, Psikolog Klinis, Shazeema Mashood Shah menunjukkan jika orang dewasa kadang-kadang kesulitan meredam ketakutannya. Apalagi anak-anak.

Jika anak-anak sering merasa takut, orang tua kadang-kadang dapat memperburuk ketakutan mereka dengan mencoba menganggap ketakutan mereka sebagai hal yang konyol atau menjadi terlalu protektif dan terlalu memanjakan mereka. Semua ini dapat menyebabkan anak menyimpan ketakutan mereka untuk diri mereka sendiri, sehingga Ibu dan Ayah mereka tidak akan menjadi marah atau khawatir.

Berikut 5 tips dari Shazeema untuk memastikan orang tua dapat membantu dan mendukung anak-anak mengelola ketakutan mereka.

1. Berkomunikasi dengan Anak-anak
"Anak-anak mungkin tidak selalu menyuarakan ketakutan mereka kepada orang tua," ucap Shazeema. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana menggambarkan ketakutan mereka, misalnya, atau mereka menjadi pendiam karena khawatir tentang reaksi orang tua mereka.

Satu hal yang dapat kita lakukan adalah membuka diri lebih banyak kepada anak-anak kita. "Dorong percakapan yang sering dengan mereka," saran Shazeema.

"Biarkan mereka tahu bahwa mereka selalu dapat berbicara dengan Anda tentang apa pun, tidak peduli seberapa konyolnya itu." Tempat yang baik untuk memulai adalah di meja makan, melalui percakapan saat makan bersama keluarga.

Dengarkan anak-anak hingga mereka selesai bicara. Jangan terlalu cepat menghakimi, memarahi atau mengoreksi anak-anak sebelum mereka selesai bicara, mereka dapat merasa kecil hati untuk membuka diri kepada orang tua di masa depan.

2. Bangun Komunikasi dengan Guru dan Teman Anak-anak
Anak-anak kita mungkin tidak terbuka kepada orang tuanya dengan mudah, atau lebih suka menyimpan sesuatu untuk diri mereka sendiri karena mereka khawatir tentang reaksi orang jika ketakutannya diketahui. Ketika ini terjadi, kita mungkin mengabaikan tanda-tanda bahwa anak-anak kita mengalami tekanan emosional.

Karena itu, Shazeema merekomendasikan membangun hubungan yang baik dengan guru anak-anak kita serta teman-temannya dan orang tua dari teman-teman mereka. Dengan begitu, kita bisa bertanya kepada mereka jika ada perubahan dengan anak-anak kita.

3. Jangan Tunjukkan Ketakutan Orang Tua
Satu hal yang terkadang diabaikan oleh orang tua adalah anak-anak kita mungkin cemas atau takut sebagai respon atas reaksi kita sendiri terhadap berbagai situasi.

"Jika kita menunjukkan kecemasan kita, anak-anak juga akan berperilaku yang sama, berpikir bahwa itu adalah cara 'normal' untuk bereaksi," kata Shazeema.

Karena itu, perlu meluangkan waktu untuk mengetahui apakah kita juga cenderung cemas dan takut. Jika respon kita sendiri membuat anak-anak cemas, mungkin ada baiknya kita berupaya mengelola kecemasan kita terlebih dahulu.

4. Bantu Anak-anak Mengelola Rasa Takutnya
Jika anak-anak kita cemas atau tidak bahagia, sangat wajar bagi orang tua menjaga mereka dari sumber ketakutan mereka. Namun, ada juga kemungkinan, jika kita melakukan itu, kita hanya memperkuat ketakutan mereka dalam jangka panjang.

Shazeema menyarankan cara yang lebih baik, "Sebagai orang tua, kita dapat membantu mereka belajar untuk menoleransi kecemasan mereka. Dengan cara ini, mereka juga akan belajar bagaimana menghadapi situasi baru atau yang mengkhawatirkan di masa depan."

Misalnya, anak kita takut tidur dalam gelap. Alih-alih membiarkannya tidur di kamar yang terang, ada hal lain yang bisa kita lakukan. "Kita bisa meletakkan lampu lembut di meja samping tempat tidur," katanya sebagai contoh, "atau memberi tahu anak kita untuk mencoba tidur, dan Ayah dan Bunda akan segera memeriksanya."

Terkadang ketakutan anak mungkin terasa tidak rasional atau konyol, terutama jika kita sudah lelah setelah bekerja seharian, tetapi kita harus ingat bahwa ada banyak hal tentang dunia ini yang masih asing dan karenanya menakutkan bagi anak-anak kita.

5. Selalu Positif dan Berikan Dukungan

Orang tua seharusnya tidak membuat janji yang tidak bisa dipertahankan. Misalnya, jika anak-anak kita takut akan ujian, orang tua seharusnya tidak berjanji kalau mereka pasti akan lulus ujian atau ujiannya akan mudah. Jika mereka tidak melakukannya dengan baik, ini hanya akan memperkuat ketakutan mereka dan bahkan mungkin membuat mereka berpikir dua kali untuk mengambil nasihat atau saran orang tua di masa depan.

Sebaliknya, orang tua dapat mengatakan mereka akan baik-baik saja. Ini sama halnya dengan membuat anak-anak mencoba sesuatu yang baru. Jika anak-anak  masih tidak menyukainya, yakinkan mereka bahwa kita akan melakukannya bersama dengan mereka atau kita bisa melakukan hal lain setelah ini. (HT)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda