Beranda / Ekonomi / Sri Mulyani: Kinerja Perekonomian Indonesia Triwulan II Masih Kuat

Sri Mulyani: Kinerja Perekonomian Indonesia Triwulan II Masih Kuat

Selasa, 06 Agustus 2024 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. [Foto: dok. Kemenkeu]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Di tengah prospek perekonomian global yang relatif stagnan dan penuh ketidakpastian, ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 tumbuh 5,05% (yoy) ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor.

“Di tengah berbagai tantangan kondisi global, hasil ini menjaga optimisme target-target kinerja perekonomian nasional, kita lihat konsumsi rumah tangga dan investasi memberikan kontribusi yang baik, di sisi lain ekspor juga masih menunjukkan kinerja yang baik. Tentunya ke depan Pemerintah akan terus menyiapkan berbagai kebijakan dan strategi untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam siaran pers, Selasa (6/8/2024).

Dari sisi pengeluaran, lanjut Menkeu, Konsumsi Rumah Tangga tumbuh sebesar 4,93% (yoy) didorong oleh periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.

Selain itu, daya beli masyarakat terjaga seiring dengan terkendalinya inflasi, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100%, serta penciptaan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta.

Sementara, konsumsi Pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42%, meskipun basisnya sangat tinggi pada periode yang sama tahun lalu (10,47%). Hal ini terutama didukung oleh penyerapan Belanja Modal dan Belanja Barang yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 39,5% dan 6,1%. Tingginya pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II tahun lalu terutama karena THR dan gaji 13 ASN yang diberikan pada bulan April dan Juni, sementara di tahun ini diberikan pada bulan Maret dan Juni.

Menkeu menjelaskan, Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tercatat tumbuh menguat sebesar 4,43% (yoy) ditopang oleh kinerja pertumbuhan investasi bangunan yang tumbuh 5,31%. Penyerapan belanja modal pemerintah yang tinggi terkait penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan investasi.

Aktivitas konstruksi properti sektor swasta terus menunjukkan tren peningkatan yang terkait erat dengan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) perumahan. Sementara itu, aktivitas investasi yang terkait komponen mesin dan perlengkapan tumbuh 6,08%.

Aktivitas investasi swasta yang masih kuat juga terlihat dari kinerja realisasi PMA dan PMDN yang tumbuh 22,49% serta PMI Manufaktur yang berada di zona ekspansi sepanjang triwulan II. Berkurangnya sentimen wait and see pasca Pemilu berkontribusi mendorong aktivitas investasi.

Kinerja ekspor barang dan jasa pada triwulan II-2024 tumbuh tinggi 8,28% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,37%.

Ekspor barang mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,73%, terutama didorong oleh peningkatan ekspor komoditas besi baja dan bahan bakar mineral di mana secara volume tumbuh masing-masing sebesar 21,6% dan 8,3%.

Sementara itu ekspor jasa tumbuh 14,24% (yoy) terutama ditopang oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang tumbuh sebesar 17,32%.

Dari sisi produksi, semua sektor tumbuh positif pada triwulan II-2024. Sektor Manufaktur tumbuh sebesar 3,95% (yoy). Industri-industri terkait hilirisasi seperti industri pengolahan logam dasar dan industri barang galian bukan logam tumbuh tinggi. Industri makanan dan minuman yang menjadi kontributor terbesar sektor manufaktur tumbuh 5,53%.

Di sisi lain, industri tekstil dan pakaian jadi serta industri alas kaki tumbuh melambat seiring dengan melemahnya permintaan global.

Sektor utama lainnya, Sektor Perdagangan tumbuh sebesar 4,86% (yoy) menguat dibanding dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan konsumsi masyarakat yang masih kuat.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran Bukan Mobil dan Sepeda Motor yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,92%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,67%.

Kinerja Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan kembali tumbuh positif pada triwulan II-2024, sebesar 3,25% (yoy). Subsubsektor Tanaman Pangan tumbuh tinggi sebesar 12,50% di mana pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar -24,73%, terutama disebabkan oleh pergeseran musim panen dari kuartal I ke kuartal II tahun ini akibat dampak El-Nino tahun lalu.

Sementara, kinerja Subsubsektor Tanaman Perkebunan masih berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan sebesar 1,17%, atau termoderasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,07%.

Kinerja positif Subsektor Tanaman Perkebunan didorong oleh permintaan terhadap olahan tanaman sawit baik di pasar domestic maupun luar negeri. Kenaikan permintaan terkait Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha juga berkontribusi terhadap produksi Subsektor Peternakan.

Di sisi lain, Sektor Pertambangan mengalami perlambatan terutama terkait dengan penurunan produksi migas dan batubara. Penurunan produksi migas terutama disebabkan oleh penurunan alami produksi migas dari sumur-sumur lama. Sementara penurunan produksi batubara terkait erat dengan terus menurunnya harga batubara.

Sektor terkait pariwisata tetap tumbuh tinggi didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat terutama di periode libur yang lebih panjang. Sektor Transportasi dan Pergudangan mampu tumbuh sebesar 9,56% (yoy) pada triwulan II-2024. Kinerja Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,17%. Arus wisatawan baik dari domestik maupun asing juga terus mengalami peningkatan.

Pada triwulan II-2024, jumlah perjalanan wisatawan nasional mencapai 2,28 juta, mengalami peningkatan 36,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tumbuh 17,32% di triwulan II-2024.

Secara spasial, pada triwulan II-2024, seluruh wilayah mencatatkan pertumbuhan positif meskipun bervariasi. Wilayah Maluku dan Papua mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi, sebesar 8,45% (yoy).

Tingginya pertumbuhan ekonomi wilayah Maluku dan Papua disebabkan oleh kebijakan hilirisasi mineral yang diterapkan oleh Pemerintah. Pertumbuhan ekonomi wilayah Kalimantan konsisten berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional, tercatat sebesar 5,22% (yoy). Hal ini terkait dengan pembangunan IKN yang mendorong meningkatnya aktivitas ekonomi di wilayah setempat.

Sementara itu, wilayah Jawa sebagai kontributor utama perekonomian mengalami pertumbuhan yang relatif moderat sebesar 4,92%. Aktivitas Sektor Manufaktur dan Sektor Jasa merupakan penopang pertumbuhan ekonomi wilayah ini. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara mampu tumbuh sebesar 6,84% ditopang oleh meningkatnya aktivitas pariwisata.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera dalam beberapa tahun terakhir tercatat berada di bawah rata-rata pertumbuhan nasional.

Secara keseluruhan, kinerja pertumbuhan ekonomi yang resilien dan konsisten di atas 5% memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. Angka pengangguran menurun dari 5,45% di tahun 2023 menjadi 4,82% tahun ini, sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun dari 9,36% menjadi 9,03%.

Penciptaan lapangan kerja di tahun 2024 juga mencapai 3,55 juta orang, meningkat dari sebelumnya sebesar 3,02 juta orang yang akan terus memperkuat daya beli masyarakat ke depan.

Menurut Menkeu, Pemerintah akan terus memantau risiko stagnasi perekonomian global yang diperkirakan masih berlanjut sepanjang tahun 2024. APBN 2024 akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi sehingga target pertumbuhan sebesar 5,2% dapat tercapai.

"Selain itu, berbagai upaya penguatan fundamental ekonomi terus dilakukan melalui transformasi ekonomi, penguatan ketahanan pangan, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi jangka menengah panjang," pungkasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

kip
riset-JSI
Komentar Anda