Beranda / Ekonomi / Perusahaan Tambang di Aceh Diharapkan Dorong Ekonomi dan Pendidikan

Perusahaan Tambang di Aceh Diharapkan Dorong Ekonomi dan Pendidikan

Sabtu, 09 November 2024 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Akademisi Program Studi Teknik Pertambangan USK, Dr. Teuku Andika Rama Putra. Foto: Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Keberadaan perusahaan tambang di Aceh diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dalam pengembangan sektor pendidikan.

Akademisi Program Studi Teknik Pertambangan USK, Dr. Teuku Andika Rama Putra, mengatakan selama ini kontribusi perusahaan tambang seperti PT Mifa Bersaudara dan PT Bara Energi Lestari (BEL) memperkuat kualitas pendidikan teknik pertambangan di Aceh, membuka peluang bagi generasi muda Aceh untuk menguasai teknologi industri terkini.

Salah satu bukti nyata adalah pembangunan laboratorium perencanaan tambang di USK oleh PT Mifa, yang dilengkapi dengan teknologi canggih, termasuk virtual reality berbasis tiga dimensi.

“Fasilitas ini memungkinkan mahasiswa Aceh untuk menguasai teknologi industri 4.0, setara dengan standar perusahaan besar,” ujar Dr. Andika dalam diskusi bertajuk " Masa Depan Pertambangan di Aceh: Tantangan, Peluang, dan Keberlanjutan," yang digelar Jurnalis Ekonomi Aceh, pada Jumat (8/11/2024).

Selain memberikan fasilitas pendidikan, perusahaan tambang juga berperan dalam menciptakan peluang magang bagi mahasiswa dan memprioritaskan perekrutan tenaga kerja lokal.

 PT Mifa, misalnya, mengutamakan karyawan dari Aceh Barat, dengan 70-80 persen dari total 7.000 pekerja berasal dari daerah tersebut.

“Dengan rata-rata gaji Rp5 juta per bulan, perputaran ekonomi sekitar Rp40 miliar terjadi di Aceh Barat. Ini adalah dampak besar yang langsung dirasakan oleh masyarakat,” jelas Dr. Andika.

Dia juga menjelaskan, di sisi lain, sektor tambang juga turut memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh Barat. 

Dr. T Andika berharap potensi ini terus berkembang, sehingga Aceh Barat dapat dikenal sebagai "kota black dollar," sebagaimana Aceh Utara dikenal dengan sebutan "kota petrodolar" berkat komoditas gas alamnya.

Menurutnya, kontribusi Corporate Social Responsibility (CSR) dari sektor tambang di Aceh Barat selama ini mendukung prinsip-prinsip keberlanjutan dalam ekonomi, engineering, dan lingkungan, serta berkontribusi pada pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang direkomendasikan oleh PBB. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda