Duta Besar Jerman Terpukau: Inovasi Nilam USK Buka Peluang Kerjasama Bilateral
Font: Ukuran: - +
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel, mengunjungi Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh pada Kamis, 4 Juli 2024. Foto: doc Humas ARC USK
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel, mengunjungi Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh pada Kamis, 4 Juli 2024. Kunjungan ini menandai babak baru dalam hubungan bilateral di bidang pendidikan dan riset antara kedua negara.
Dalam kunjungannya, Lepel tidak menyembunyikan kekagumannya terhadap inovasi hasil riset Atsiri Research Center (ARC) USK, terutama dalam pengembangan produk turunan nilam.
"Sungguh mengagumkan, produk komersial semacam itu bisa dihasilkan oleh universitas," ujar Lepel saat mengunjungi USK Store.
Syaifullah Muhammad, Direktur Bisnis dan Dana Lestari USK, menjelaskan bahwa hilirisasi nilam telah menciptakan ekosistem industri yang berkelanjutan.
"Saat ini, petani semakin bersemangat menanam nilam karena harganya sangat baik," tambahnya.
Lepel juga menunjukkan ketertarikan untuk memfasilitasi kerjasama perdagangan nilam antara perusahaan Jerman dan Indonesia.
"Saya akan mencoba melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak tentang kemungkinan kolaborasi," kata Lepel.
Sementara itu, Prof. Agussabti, Wakil Rektor 1 USK, menyatakan kesiapan universitas untuk bekerjasama dengan Jerman di berbagai bidang.
"USK memiliki 12 Fakultas dan lebih dari 140 prodi dengan 34 ribu mahasiswa dan sekitar 1700 dosen. Ini merupakan potensi besar untuk kerjasama antara dua negara," jelasnya.
Kunjungan Lepel juga mencakup USK Batik, sebuah inisiatif yang melibatkan mahasiswi dalam produksi batik tulis dengan motif tradisional Aceh. Tur diakhiri dengan kunjungan ke Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), di mana Lepel berdialog dengan alumni-alumni Jerman yang berada di Aceh.
Pertemuan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat hubungan akademik dan riset antara Indonesia dan Jerman, dengan USK sebagai salah satu motor penggeraknya di Aceh.