Tersangka Penyerang Masjid Memuji Trump dalam Manifestonya
Font: Ukuran: - +
Warga berdiri di jalan dekat mesjid di pusat kota Christchurch, Selandia Baru. (Foto: Mark Baker/AP)
DIALEKSIS.COM | Selandia Baru - Tersangka kelahiran Australia yang menembak mati puluhan jamaah Muslim di Christchurch, Selandia Baru, telah menerbitkan manifesto yang mengutip pernyataan Presiden AS Donald Trump dan Anders Breivik, supremasi kulit putih Norwegia yang membunuh 77 orang di Norwegia pada 2011.
Dokumen setebal 74 halaman oleh Brenton Tarrant, yang telah dideskripsikan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison sebagai "karya kebencian", memuji Trump sebagai "simbol identitas kulit putih yang diperbarui dan tujuan bersama".
Pria 28 tahun itu, yang kini berada dalam tahanan polisi, juga mengklaim bahwa ia memiliki "kontak singkat" dengan Breivik dan telah menerima "berkah" atas tindakannya dari kenalan pembunuh massal itu.
Dokumen tersebut menyatakan keberatan terhadap imigrasi dan multikulturalisme, dan mengutuk budaya "pembusukan" dunia putih Eropa Barat.
(Baca juga: 40 Jamaah Meninggal di Selandia Baru Akibat Orang Bersenjata)
Sebelumnya pada hari Jumat (15/3/2019), setidaknya 49 orang tewas dan 20 lainnya terluka serius dalam penembakan di dua masjid di Christchurch dalam serangan terburuk dalam sejarah negara Pasifik.
Mayoritas korban ditembak di Masjid Al Noor, sedangkan sisanya terbunuh di masjid lain di pinggiran kota Linwood. Para Muslim telah berkumpul untuk salat Jumat.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menggambarkan penembakan itu sebagai "serangan teroris yang terencana", dan mengatakan ini adalah salah satu "hari tergelap" di negara itu.
Selain Tarrant, tiga tersangka lainnya, termasuk seorang wanita, telah ditangkap, kata Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush. (Al Jazeera)