Pemerintah Selandia Baru Umumkan 3 Kasus Baru Covid-19
Font: Ukuran: - +
( AP Photo/Mark Baker)
DIALEKSIS.COM | Dunia - Selandia Baru mengonfirmasi kasus baru covid-19 pada Minggu (14/2). Sebanyak 3 orang dalam satu keluarga dinyatakan positif terjangkit covid-19, salah satunya seorang perempuan pekerja di perusahaan katering yang melayani penerbangan internasional.
Perempuan dan putrinya dinyatakan positif pada Sabtu (13/2), menyusul sang ayah yang juga dinyatakan positif pada hari ini.
"Itu adalah infeksi baru dan aktif," kata Menteri Kesehatan Chris Hipkins dikutip dari AFP.
Hipkins menuturkan pemerintah akan menelusuri sumber penularan yang menurutnya masih menjadi teka -eki hingga saat ini.
"Ada sejumlah hal yang terlewatkan dalam pengetahuan kami seputar kasus-kasus ini. Salah satu hal yang saya cari adalah lebih banyak informasi tentang sumber yang mungkin ... itu masih merupakan bagian dari teka-teki yang hilang," ujarnya.
Selandia Baru sendiri mendeteksi beberapa kasus covid-19 pada tiga minggu yang lalu. Temuan kasus baru tersebut mengakhiri nol kasus selama dua bulan terakhir.
Pihak berwenang melakukan penelusuran kasus covid-19 baru ke sebuah hotel tempat masyarakat melakukan karantina setelah melakukan perjalanan dari luar negeri.
Namun, Hipkins mengatakan tidak dibutuhkan penerapan pembatasan sosial dalam waktu dekat. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Selandia Baru terus menyelidiki sumber infeksi virus corona.
Menindaklanjuti temuan itu, pemerintah Selandia Baru akan menutup sekolah anak perempuan yang positif covid-19 tersebut selama 2 hari. Sementara itu, semua staf pengajar dan murid sekolah harus menjalani tes.
Perdana Menteri Jacinda Ardern membatalkan agenda di Auckland, dan segara kembali ke ibu kota Wellington untuk memberi pengarahan mengenai temuan tersebut.
Ardern sendiri telah dipuji atas keberhasilannya menangani covid-19 di Selandia Baru. Di bawah kepemimpinannya, Selandia Baru hanya mencatat 25 kematian dan kurang dari 2.000 kasus dari total 5 juta penduduk.
Selandia Baru langsung menutup perbatasannya dan menerapkan penguncian (lockdown) selama lima minggu pada Maret dan April tahun lalu, usai penemuan covid-19 secara global.
Sebelumnya, Ardern pernah mengatakan perbatasan negara kemungkinan akan tetap ditutup selama sisa tahun. Pasalnya, pandemi terus bertambah di seluruh dunia [cnnindonesia].