Beranda / Berita / Dunia / Menlu Turki Melabel Netanyahu 'Pembunuh Berdarah Dingin'

Menlu Turki Melabel Netanyahu 'Pembunuh Berdarah Dingin'

Senin, 24 Desember 2018 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyebut Perdana Menteri Israel "Pembunuh Berdarah Dingin". (Foto: Denis Balibouse/Reuters)

DIALEKSIS.COM | Turki - Turki mengecam "pendudukan tanpa hukum" Israel atas wilayah Palestina setelah perdana menteri Israel menuduh Turki melakukan "pembantaian" terhadap Kurdi dalam perang kata-kata baru.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyebut Benjamin Netanyahu sebagai "pembunuh berdarah dingin zaman modern", dalam sebuah Tweet pada hari Minggu (23/12), menambahkan bahwa perdana menteri "bertanggung jawab atas pembantaian ribuan warga Palestina yang tidak bersalah".

Hubungan antara Turki dan Israel telah tegang tahun ini atas berbagai masalah termasuk hukum kontroversial yang disahkan oleh parlemen Israel pada bulan Juli yang mendefinisikan negara itu sebagai negara-bangsa orang-orang Yahudi.

Netanyahu mengatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan "tidak boleh berkhotbah ke Israel" setelah pemimpin Turki memperingatkan anak muda Turki, "Jangan menendang musuh yang telah Anda bawa ke tanah. Anda bukan orang Yahudi di Israel."

Netanyahu mengatakan Erdogan adalah "penjajah Siprus utara, yang pasukannya membantai perempuan dan anak-anak di desa-desa Kurdi, di dalam dan di luar Turki" dalam sebuah tweet Sabtu malam.

Juru bicara dan kepala penasihat Erdogan Ibrahim Kalin mengecam Netanyahu, yang katanya "harus mengakhiri pendudukan tanpa hukum atas tanah Palestina dan penindasan brutal terhadap rakyat Palestina" alih-alih "memohon Presiden Erdogan untuk tidak mengatakan kebenaran".

Kalin menambahkan dalam tweet pada hari Minggu: "Memukul Erdogan atau menggunakan Kurdi sebagai chip politik tidak akan menyelamatkannya dari masalah rumah tangganya."

Pada 14 Desember, Erdogan juga mengatakan orang-orang Palestina menjadi sasaran "tekanan, kekerasan, dan kebijakan intimidasi yang tak kalah buruk dari penindasan yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi selama perang dunia kedua", merujuk pada Holocaust.

Hubungan Turki-Israel telah tegang sejak Ankara memerintahkan duta besar Israel untuk meninggalkan Turki pada bulan Mei atas pembunuhan demonstran di sepanjang pagar pemisah antara Israel dan Jalur Gaza.

Erdogan, yang menganggap dirinya sebagai juara Palestina, sebelumnya telah mengkritik Israel, menyebutnya sebagai "negara paling rasis di dunia" pada bulan Juli. (Al Jazeera/news agencies)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda