Beranda / Berita / Dunia / Ganja Telah Dikonsumsi Manusia 2500 Tahun Lalu

Ganja Telah Dikonsumsi Manusia 2500 Tahun Lalu

Sabtu, 15 Juni 2019 23:37 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebuah penemuan terbaru menunjukkan bahwa perilaku merokok ganja telah ada sejak ribuan tahun lalu. Temuan ini didapatkan dari penggalian sebuah situs makam China kuno berusia 2.500 tahun.

Dalam makam kuno itu, para ilmuwan menemukan jejak tetrahydrocannabinol (THC), sebuah bahan kimia psikoaktif pada ganja. Jejak ini ditemukan dalam pembakar dupa kayu di pemakaman Jirzankal di Pegunungan Pamir dekat Himalaya.

Para peneliti menyebut, hal ini kemungkinan digunakan oleh para peziarah untuk "berkomunikasi" dengan Dewa atau arwah leluhur.

Pada laporan di jurnal Science Advances, mereka menyebut bahwa dupa pembakaran ini merupakan bukti pertama penggunaan ganja untuk rekreasi.

Tak hanya pada salah satu guci pembakaran saja, jejak THC ditemukan di 10 pembakar kayu dalam 8 makam di kompleks pemakaman itu.

Sebagai informasi, makam-makam itu berada di dalam gundukan bundar dengan cincin batu dan pola bergaris dibuat menggunakan batu hitam dan putih di atasnya.

Uniknya, jejak THC yang ditemukan pada makam kuno ini tak biasa. Mereka memiliki kandungan THC yang lebih tinggi dibanding tanaman ganja liar.

Ini berarti bahwa pada masa lalu, manusia kuno membakar varietas ganja tertentu yang berbeda dari sekarang.

Temuan ini menguatkan bukti penggunaan ganja di makam kuno lain di wilayah Xinjiang, China dan pegunungan Altai, Rusia.

Diperkirakan, ganja mungkin menyebar melalui rute perdagangan Jalur Sutra.

"Rute perdagangan Jalur Sutra awal lebih berfungsi seperti jari-jari roda gerobak dibanding jalan jarak jauh, menempatkan Asia tengah di jantung dunia kuno," ungkap Robert Spengler, pemimpin arkeobotanis dalam penelitian ini dikutip dari The Independent, Kamis (13/06/2019).

"Studi kami menyiratkan bahwa pengetahuan tentang merokok ganja dan varietas penghasil bahan kimia tertentu yang tinggi dari tanaman itu tersebar di antara tradisi budaya yang menyebar di sepanjang rute perdagangan ini," sambungnya.

THC pada pot pembakaran dupa itu ditemukan setelah para ilmuean mengekstraksi bahan korganik dari serpihan kayu. Setelah menganalisisnya menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa.

Sayangnya, masih belum jelas apakah orang yang tinggal di sekitar pemakaman di masa lalu secara aktif menanam ganja atau hanya mencari tanaman penghasil THC yang tinggi saja.

"Studi tentang penggunaan kanabis kuno ini membantu kita memahami praktik budaya manusia purba, dan berbicara tentang kesadaran manusia yang intuitif tentang fitokimia alami dalam tanaman," ujar Profesor Yang Yimin, analisis utama penelitian ini.

Ganja sendiri diketahui telah dibudidayakan di Asia Timur untuk minyak biji dan seratnya sejak tahun 4000 sebelum masehi (SM). Tapi, tidak banyak diketahui bagaimana orang mulai menanam tanaman ini untuk sifat psikoaktifnya.

Dr Spengler menambahkan, "Perspektif modern tentang ganja sangat bervariasi lintas budaya, tetapi jelas bahwa tanaman memiliki sejarah panjang penggunaan manusia, medis, ritual, dan rekreasi, selama ribuan tahun yang tak terhitung jumlahnya."

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda