kip lhok
Beranda / Berita / Wakil Ketua DPRA Hendra: Tugas Pemerintah Memberi Solusi, Bukan Saling Menyalahkan

Wakil Ketua DPRA Hendra: Tugas Pemerintah Memberi Solusi, Bukan Saling Menyalahkan

Kamis, 12 Agustus 2021 23:20 WIB

Font: Ukuran: - +

Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian, S.H. [Foto: Tangkapan Layar]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pernyataan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, yang dimuat oleh beberapa media yang menyatakan anjloknya harga tomat di Kabupaten Bener Meriah disebabkan oleh kurangnya kualitas dan waktu panen tomat yang bersamaan. Lebih spesifik, yang bersangkutan menyatakan bahwa tomat Bener Meriah lebih asam dan cepat busuk.

Hal ini mendapati respon dari Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian, S.H. Dari rilis yang diterima Dialeksis.com, Kamis (12/08/2021) dirinya mengatakan, ada beberapa poin yang digaris bawahi dari pernyataan tersebut.

Pertama, Kadis Perindustian dan Perdagangan Aceh (Perindag) tidak memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik bahkan tidak berlebihan jika saya menyebutnya 'Buruk'. 

"Buruknya kemampuan komunikasi publik para pejabat di jajaran Pemerintah Aceh tersebut semakin menambah deretan kegagalan Pemerintah dalam menyikapi berbagai macam persoalan yang tengah di hadapi oleh masyarakat Aceh," tegasnya.

Kedua, pernyataan Kadis Perindustrian dan Perdagangan Aceh tersebut tidak memiliki 'Sense of Crisis' sama sekali. "Mengingat ditengah kondisi Pandemi Covid-19, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sangatlah memprihatinkan, apalagi di Kab. Bener Meriah misalnya, satu-satunya sumber penghasilan masyarakat bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan," ucapnya.

Sementara itu, kata Hendra Budian, disaat yang bersamaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh tidak memberikan solusi konkrit sama sekali. 

"Seharusnya mereka memikirkan bagaimana membuat program-program yang dapat memberi Ekonomi 'Nilai tambah' bagi masyarakat," pungkasnya.

Ketiga, pernyataan Kadis Perindustrian dan Perdagangan Aceh tersebut tidak berbasis data dan penelitian yang saintifik sebagaimana yang tertulis pada salah satu media. 

“Saya pernah dengar kalau tomat di Bener Meriah itu lebih asam dan cepat busuk, sehingga pedagang enggan membelinya. Maka, cara mengatasi hal tersebut yaitu dengan rekayasa pertaniaan untuk mengubah kualitasnya. Karena berdagang itu harus kreatif. Jadi, buatlah sesuai yang orang suka, agar produknya laku,” tukasnya.

Lanjutnya, "Pernyataan seperti itu jelas tidak mencerminkan pernyataan yang disampaikan oleh seorang pejabat publik," tegasnya.

Keempat, pernyataan tersebut berpontensi menimbulkan Preseden buruk bagi produksi tomat Bener Meriah di masa mendatang. 

"Bagaimana tidak, pernyataan asal-asalan seperti itu, apalagi disampaikan oleh seorang pejabat publik, jelas akan menurunkan tingkat kepercayaan pasar terhadap kualitas tomat Bener Meriah," ujar Hendra Budian

Terakhir, ditengah situasi sulit yang dihadapi masyarakat seperti sekarang ini, saya meminta kepada Pemerintah Aceh, untuk memberi respon-respon yang solutif atas setiap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, bukan malah memberi pernyataan ngawur yang menyalahkan sana-sini. 

"Kami meminta kepada saudara Gubernur Aceh untuk memberikan tindakan tegas kepada bawahan-bawahannya yang suka memberikan pernyataan-pernyataan ngawur yang menimbulkan kegaduhan ditengah-tengah masyarakat, bila perlu 'Pecat' saja," tegasnya kembali.

Hendra Budian menyampaikan, untuk persoalan yang krusial, apalagi bersentuhan langsung dengan Ekonomi masyarakat, saya meminta setiap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Aceh didasari dengan kajian-kajian yang komprehensif. (*)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda