Beranda / Berita / Ustad Badrul Munir Ajak Umat Islam Maknai Bulan Muharram Sesuai Tuntunan Rasul

Ustad Badrul Munir Ajak Umat Islam Maknai Bulan Muharram Sesuai Tuntunan Rasul

Minggu, 23 Juli 2023 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bulan Muharram pun tiba, Ustad Badrul Munir mengajak umat islam yang ada di Aceh agar senantiasa memaknai bulan Muharram 1445 H sesuai dengan tuntunan rasul.

Pesan ini disampaikan dalam pengajian rutin ahad subuh di Mesjid Taqwa Muhammadiyah Aceh, Minggu (23/7/2023).

Ustad Badrul Munir mengatakan dari segi bahasa, Muharam bermakna 'yang disucikan', 'yang dimuliakan', 'yang tidak dibolehkan', dan 'tidak boleh disentuh'.

Ini seperti yang disebutkan Rasulullah dalam salah satu hadis. Dari Abu Bakrah RA, Nabi SAW pernah bersabda,

"Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Syakban." (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Namun di saat yang sama, amalan baik yang dilakukan selama bulan Muharram juga akan dilipatgandakan. Inilah mengapa selama bulan Muharram, umat Islam yang beriman akan memanfaatkan momen tersebut dengan berbuat baik sebanyak-banyaknya. Mereka juga lebih berhati-hati agar tidak melakukan tindakan yang dimurkai oleh Allah.

Bulan muharram termasuk bulan yang disucikan atau haram dalam islam. Termasuk 3 lainnya juga (Dzulqaadah, Dzulhijah, Rajab). Dimana ini memiliki arti  pada bulan Muharram kita dilarang melakukan peperangan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 36:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus…”

Karena predikatnya sebagai salah satu bulan suci, segala bentuk peperangan ataupun pertumpahan darah dilarang selama Muharam. Selain itu, dikatakan oleh Ibnu Abbas, dosa dari perbuatan maksiat selama bulan haram akan menjadi lebih besar.

"Namun, Muharam lebih dari itu. Makna maupun hikmah yang dapat diambil dari Muharam adalah perihal perubahan," kata Ustad Badrul Munir dalam ceramah yang dikutip media dialeksis.com. 

Ustad Badrul Munir menjelaskan sebagai bulan pertama di penanggalan Hijriah, Muharam membuka lembaran baru dalam kehidupan. Sudah sepatutnya menjadikannya sebagai momentum untuk memperbaiki dan meningkatkan diri menjadi lebih baik lagi.

Apabila selama ini masih terjerembap dalam kemaksiatan, maka sudah saatnya untuk meninggalkannya agar dapat menjadi pribadi lebih baik lagi hingga penghujung tahun.

Tak akan ada habisnya jika membicarakan keutamaan bulan Muharram. Bulan Muharram adalah salah satu bulan suci yang dianggap sakral oleh umat Islam. 

Selama bulan tersebut, umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada zaman Rasulullah, saat memasuki bulan Muharram maka umat Muslim dilarang untuk berperang maupun melakukan tindakan yang berakibat dosa.

Berhati-hatilah saat ingin berbuat dosa. Apalagi, jika dosa tersebut dilakukan saat bulan Muharram. Di bulan ini, dosa yang diperbuat akan mendapatkan hitungan yang berlipat ganda.

"Sehingga, dosa sekecil apapun sudah pasti akan membuat timbangan amal menjadi berat. Apalagi, jika perbuatan tersebut melakukan dosa yang besar," jelas Ustad Badrul Munir.

Ustad Badrul Munir mengatakan bahwa hari Asyura yang Penuh Keberkahan, Islam menyebut hari Asyura adalah waktu yang paling istimewa karena banyak peristiwa bersejarah terjadi pada hari ini.

Hari Asyura dalam kalender Islam jatuh pada tanggal 10 di bulan Muharram. Pada hari istimewa ini, dianjurkan untuk menunaikan puasa Asyura tepat pada 10 Muharram dan lengkapi pula dengan puasa Tasu’a pada 9 Muharram.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda