Beranda / Berita / Keutamaan Puasa Asyura Menurut Ustad Yusran Hadi

Keutamaan Puasa Asyura Menurut Ustad Yusran Hadi

Minggu, 23 Juli 2023 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang agungkan umat islam, diantara keistimewaan ada Hari Asyura dalam kalender Islam jatuh pada tanggal 10 di bulan Muharram. 

Pada hari istimewa ini, dianjurkan untuk menunaikan puasa Asyura tepat pada 10 Muharram dan lengkapi pula dengan puasa Tasu’a pada 9 Muharram.

Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi Aceh Ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA menyebutkan beberapa keutamaan puasa 'Asyura. 

"Puasa 'Asyura memiliki banyak keutamaan, yang pertama yaitu Menghapus dosa-dosa setahun yang lalu," kata Ustad Yusran Hadi yang dikutip media dialeksis.com dalam ceramahnya, Minggu (23/7/2023).

Berdasarkan hadits dari Abu Qatadah radhiyalkahu 'anhu. ia berkata, "Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang puasa 'Asyura?" Maka beliau bersabda, "Saya berharap kepada Allah puasa 'Asyura dapat menghapus dosa setahun yg lalu." (HR. Muslim)."

Ustad Yusran Hadi menyebutkan bahwa yang kedua yaitu Puasa Asyura adalah termasuk puasa yang paling utama, karena dilakukan di bulan Allah yang agung dan mulia yaitu bulan Muharram. 

Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. ia berkata, "Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam. ditanya, "Shalat apa yg paling utama setelah shalat wajib?" Beliau bersabda, "Shalat di tengah malam". Lalu ditanya lagi, "Puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadhan? Beliau bersabda, "Bulan Allah yang kalian memanggilnya Muharram" (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)."

Yang ketiga yaitu Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam selalu berpuasa 'Asyura sejak sebelum diangkat menjadi Rasul sampai meninggal. Beliau tidak pernah meninggalkannya. Bahkan memerintahkan umat Islam berpuasa."

"Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Hari 'Asyura merupakan hari puasa orang-orang kaum Quraisy pada masa jahiliyyah. Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam berpuasa 'Asyura. Ketika beliau mendatangi Madinah, beliau berpuasa 'Asyura dan memerintahkan orang-orang utk berpuasa 'Asyura. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan beliau bersabda, "Barangsiapa yang ingin berpuasa 'Asyura maka silakan berpuasa. Dan barangsiapa yang tidak berpuasa maka silakan tidak berpuasa." (Muttafaq 'Alaih)."

"Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: ketika Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam berpuasa hari 'asyura dan memerintahkan untuk berpuasa hari 'asyura, para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya hari 'asyura itu hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka beliau bersabda, "Jika tahun depan kita masih hidup, insya Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan." Ibnu Abbas berkata: maka tahun depan belum datang, sehingga Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam wafat. (HR. Muslim dan Abu Daud)."

"Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika aku hidup hingga tahun depan maka aku akan benar-benar berpuasa pada hari kesembilan." Yakni bersama hari 'Asyura. (HR. Ahmad dan Muslim)."

Ustad Yusran Hadi mengatakan yang keempat yaitu Puasa 'Asyura merupakan hari yang agung bagi Yahudi di mana pada hari itu Nabi Musa dan pengikutnya berpuasa sebagai rasa syukur atas nikmat Allah ta'ala yang telah menyelamatkannya dan kaumnya bani Israil dari fir'aun. 

Maka Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam mengikuti sunnah Nabi Musa (berpuasa 'Asyura) dan mengatakan lebih berhak mengikutinya daripada orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim.

Namun, untuk membedakan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam berniat berpuasa Tasu'a bersama dengan 'Asyura pada tahun depannya, meskipun beliau tidak dapat melakukannya karena telah wafat terlebih dahulu sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan Imam Ahmad, Muslim dan Abu Daud.

Kemudian Ustaz Yusran juga mengatakan bahwa puasa 'Asyura ada tiga tingkatan.

Para ulama menyebutkan bahwa puasa 'Asyura itu ada tiga tingkatan yaitu tingkatan pertama, Puasa 3 hari yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas Muharram. Ini yang paling sempurna.

Tingkatan kedua: Puasa hari kesembilan dan kesepuluh Muharram. Dan Tingkatan ketiga: Puasa hari kesepuluh Muharram saja.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda