Mencuat 5 Nama Akademisi Calon Pasangan Mualem di Pilkada 2024, Berikut Profilnya
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Lima akademisi yang digadang-gadangkan layak menjadi pasangan Muzakir Manaf (Mualem) pada Pilkada 2024. Foto: kolase Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah nama mulai mencuat tentang siapa yang layak menjadi pasangan Muzakir Manaf (Mualem) dari kalangan akademisi pada Pilkada 2024 nantinya.
Antara lain Prof. Herman Fithra, Prof. Ishak Hasan, Prof. Samsul Rizal, Prof Marwan. Namun, kejutan muncul dengan masuknya nama seorang perempuan dari kalangan akademisi sekaligus entrepreneur, yaitu Prof. Adjunct Marniati. Berikut dirangkum Dialeksis.com, profil kelima sosok akademisi ternama di Aceh ini.
1. Prof. Herman Fithra (Rektor Universitas Malikussaleh)
Prof. Herman lahir di Lhokseumawe, 07 November 1972. Dia merupakan sosok yang ahli dalam persoalan teknik sipil. Saat ini ia menjabat sebagai Rektor selama dua periode di Universitas Malikussaleh, Aceh Utara.
Prof Herman menyelesaikan D-III Teknik Politeknik Universitas Syiah Kuala (1993), meraih S1 Sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatra Utara (1994). Kemudian dia meraih S2 Magister, Sistem dan Teknik Transportasi di Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2005 dan kembali lagi ke Sumatera Utara di USU untuk meraih S3 Program Doktor Perencanaan Wilayah Bidang Ilmu Sistem dan Teknik Transportasi (2018).
Dia juga berhasil menyelesaikan pendidikan profesi di bidang teknik dan berhak menyandang gelar Insinyur (Ir) dari Universitas Andalas pada awal tahun 2020.
Sebelumnya, pada September 2019, ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) sudah menyematkan gelar ASEAN Eng kepada Herman atas keberhasilannya menyelesaikan pendidikan dan pelatihan (diklat) serta pengisian Portofolio keinsinyuran yang sekaligus mengukuhkannya sebagai insinyur profesional di kawasan ASEAN.
Wisuda dan pemberian sertifikat atas gelarnya ini bertepatan dengan kegiatan Conference of the ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO) ke-37 di Jakarta.
Awalnya dilingkungan pemerintahan, dia menjadi staf di PU Aceh Utara. Namun pada tahun 2002, dia terjun ke dunia Pendidikan, menjadi dosen. Saat itu negeri Aceh masih dalam balutan konflik.
2. Prof. Adjunct Marniati (Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia)
Prof Adjunct Marniati adalah wanita kelahiran Lhok Nibong, 25 Mei 1981. Prof Marniati merupakan rektor perempuan pertama di Provinsi Aceh yang sudah membuktikan sepak terjangnya dan peranannya dalam kemajuan dunia pendidikan di Aceh.
Sejumlah prestasi dan pencapaian yang sudah didapatnya sepanjang menjalani peranananya sebagai Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI). Prof. Marniati yang mendapat gelar kehormatan tertinggi ‘Professor Adjunct’ dari tahun 2015 dari University Malaysia Perlis (UNiMAP), Malaysia, atas peran dan kontribusinya terhadap kemajuan UNiMAP Malaysia.
Sosok perempuan yang tangguh dan berdedikasi tinggi ini yang berkarir sejak tahun 2004 hingga sekarang sudah 20 tahun berkiprah di perguruan tinggi sebagai rektor perempuan pertama di Aceh.
Adapun perjalanan karier Prof Marniati bermula dari Staff administrasi STIKES Ubudiyah (2005), Pembantu Ketua II STIKES Ubudiyah (2006), Ketua STIKES Ubudiyah (2008), Pendiri dan owner Rumah Sakit Ubudiyah Indonesia (2009), Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) (2014), Direktur Utama/owner UB ON TV (2016), Pendiri / Ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pembangunan Indonesia (IKAWAPI) 2016.
Tidak hanya itu, Prof. Marniati yang juga sebagai pencetus pendirian TV kampus pertama di Sumatera dengan stasiun UB on TV di channel 57 UHF dengan visinya untuk menyebarluaskan edukasi kepada masyarakat luas.
Prof Marniati juga dikenal sebagai pebisnis wanita bidang importir tenaga surya dan elektronik, pebisnis wanita bidang media elektronik, dan pendiri Universitas Deztron Indonesia.
Keberhasilannya sebagai salah satu rektor perempuan pertama di Aceh yang juga memberikan motivasi serta inspirasi untuk semua perempuan dalam mewujudkan cita-cita nya dalam semua bidang dengan membuktikan wanita juga bisa meraih cita-cita dan berkesempatan untuk mendapatkan posisi yang sama dengan laki-laki.
3. Prof. Ishak Hasan (Rektor Universitas Teuku Umar)
Prof. Ishak Hasan lahir di Cot Mane, 22 Juni 1964. Saaat ini Prof Ishak menjabat menjabat sebagai Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat.
Prof. Ishak Hasan menyelesaikan pendidikan S1 di FKIP Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi yang tamat pada tahun 1985. S2 nya diselesaikan di Universitas Padjadjaran Bandung konsentrasi Ekonomi Koperasi dan UKM. Sedangkan S3, Doktor Ilmu Ekonomi yang diselesaikan di UNPAD tahun 2003.
Prof Ishak Hasan juga tercatat sebagai Alumni Pusat pengembangan Penelitian Ilmu Sosial (P3IS) USK yang saat itu Yayasan Ilmu Sosial Indonesia Tahun 1990.
Prof Ishak pernah tercatat sebagai Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Terakhir home basenya dipindahkan sebagai dosen pada Program Doktor Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Program Pascasarjana USK.
Pada tahun 2004-2008, Ishak pernah dipercayakan sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Al-Muslim, Matang Glumpang Dua, Bireuen, ketika itu yang juga merangkap sebagai Dekan fakultas Ekonomi Universitas yang sama pada tahun 2004-2006.
Awal tahun 2007, Ishak Hasan saat Rekonstruksi dan Recovery Aceh Pasca Tsunami pernah bekerja sebagai Konsultan Pendidikan pada BRR Distrik Aceh Jaya di Calang.
Dirinya juga pernah diangkat sebagai Dekan Definitif Fakultas Ekonomi Universitas Al-Muslim 2007-2010. Kemudian, Konsultan Analisis Jabatan pada Pemerintah Aceh bekerjasama dengan UNDP tahun 2008. Tahun 2009 melakukan Post Doctoral Riset di Universiti Utara Malaysia (UUM) dengan Fokus Kajian Pemikiran Dr. Mahathir Mohammad "Look East" (Cara Pandang Ke Timur) dan Implementasinya Pada Pembangunan Ekonomi Malaysia.
Kemudian, tahun 2010-2013, Ishak Hasan dipercayakan sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik (FISIP) USK.
4. Prof. Samsul Rizal (Rektor Universitas Batam)
Prof Samsul Rizal merupakan putra kelahiran Idi Rayeuk Aceh Timur, 8 Agustus 1962. Samsul Rizal menyelesaikan gelar sarjana di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 1987. Menyelesaikan Magister Teknik (M.Eng) pada tahun 1998 dan melanjutkan program Doktor (Ph.D) di Universitas Teknologi Toyohashi, Jepang, masing-masing pada tahun 1998 dan 2001.
Prof Samsul Rizal bergabung dengan USK sebagai dosen di Jurusan Teknik Mesin pada tahun 1988. Tahun 2006, ia ditunjuk sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik. Pada tahun 2012, beliau diangkat sebagai Rektor USK. Tahun 2018, dia terpilih kembali menjadi rektor untuk mempimpin USK hingga tahun 2022.
Prestasi Prof Samsul Rizal sebagai Rektor USK sangat mencolok, termasuk peningkatan akreditasi institusi dari C menjadi A dalam waktu yang singkat. Penghargaan lain yang diterimanya termasuk Academic Leader Award dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (2018), Program Profesor Kelas Dunia (WCP) (2018 dan 2019), dan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden Republik Indonesia (17 Agustus 2019).
5. Prof Marwan (Universitas Syiah Kuala)
Prof Marwan adalah putra kelahiran Bireuen, pada 24 Desember 1966. Dirinya kini menjabat sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) periode 2021-2026.
Ia merupakan dosen tetap USK jurusan Teknik Kimia. Ia menyelesaikan program sarjananya di Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya pada tahun 1990.
Kemudian, Prof Marwan mengawali karirnya di Perguruan Tinggi Jantong Hate Rakyat Aceh, Universitas Syiah Kuala sebagai sebagai dosen sejak tahun 1991.
Kemudian memperoleh beasiswa dan berhasil meraih gelar doktor (Ph.D)-nya di bidang Teknik Kimia di University of Birmingham di Inggris pada tahun 1998.
Pada tahun 1998, ia diamanahkan menjabat sebagai Kepala Lab Pengendalian Proses hingga tahun 2004.
Berkat dedikasi dan kinerjanya, ia dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik USK kurang lebih selama 4 tahun dari 2004 - 2008.
Karirnya yang kian gemilang, Pria kelahiran Bireuen ini kembali diberikan kepercayaan untuk menduduki Jabatan orang nomor satu di Fakultas Teknik USK yakni sebagai Dekan Fakultas Teknik Unsyiah periode tahun 2009 - 2013.
Tidak hanya itu, Prof Marwan juga pernah menjadi Anggota Majelis Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi pada tahun 2006-2012 di tingkat nasional. Sementara di daerah, Ia pernah menjadi Ketua Komisi Pendidikan Tinggi Majelis Pendidikan Daerah Aceh pada tahun 2013-2016. (NR)