kip lhok
Beranda / Berita / Kenapa Mencari Kerja Semakin Susah?

Kenapa Mencari Kerja Semakin Susah?

Minggu, 04 Juli 2021 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Jumlah angkatan kerja terus meningkat setiap tahun, tak seimbang dengan lapangan kerja yang tersedia. Akibatnya peluang kerja semakin menciut, persaingan makin ketat.

Hasil Sakernas yang diolah Lokadata.id mencatat, selama Agustus 2018 - Agustus 2020 jumlah pekerja Indonesia naik 1,68 persen dari 126,29 juta pekerja pada 2018, menjadi 128,45 juta pekerja pada 2020.

Meski jumlah pekerja meningkat, jumlah pengangguran juga ikut melonjak. Tahun 2020 lalu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 9,76 juta atau tujuh persen dari total angkatan kerja yang sekitar 203,9 juta. Pada 2018, TPT hanya 5,34 persen dari total angkatan kerja, dan 2019 hanya 5,28 persen.

Jika profil pekerja Indonesia dirinci, porsi pekerja-penuh-waktu semakin menyusut. Pekerja-penuh berarti bekerja minimal 35 jam seminggu. Tahun 2018, pekerja penuh mencapai 71,24 persen, dan pada 2020 turun menjadi 63 persen dari total pekerja.

Sebaliknya, selama periode yang sama, porsi pekerja tidak penuh (bekerja kurang dari 35 jam seminggu), naik dari 28,76 persen menjadi 36,15 persen.

Pekerja tidak penuh terkonsentrasi pada status pekerja-paruh-waktu yaitu pekerja tidak penuh tapi tidak mencari pekerjaan dan tidak menerima kerja. Jumlahnya mencapai 27,97 juta pada 2018 dan meningkat pada 2020 menjadi 33,34 juta.

Sedangkan pekerja tidak penuh untuk tipe setengah pengangguran atau masih mencari pekerjaan atau bersedia menerima kerja jumlahnya berkurang. Pada tahun 2018 jumlah setengah pengangguran mencapai 8,35 juta dan pada 2020 menjadi 6,42 juta.

Dari sisi bidang pekerjaan, pekerja 2020 didominasi oleh buruh, karyawan, atau pegawai yang mencapai 36 persen. Jumlah mereka yang berusaha sendiri mencapai 20,38 persen, dan lainnya 33,04 persen.

Lapangan usaha terbanyak berada di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mencapai 29 persen, kemudian disusul sektor perdagangan dan reparasi mobil motor sekitar 19,23 persen, industri pengolahan 13,61 persen, dan bidang lainnya di bawah 10 persen.

Sementara itu, profil pengangguran terbuka hampir setengahnya disumbangkan dari kalangan usia produktif, terbanyak pada rentang usia 25-54 tahun (49,27 persen), dan usia 15-24 tahun mencapai 44,85 persen.

Para penganggur ini sebagian besar berasal dari lulusan SMA/SMK sederajat sekitar 51,08 persen, SD/SMP sederajat 35,75 persen, S2/S3 sederajat 9,39 persen, dan Sarjana/Diploma mencapai 3,78 persen.[Lokadata]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda