Demonstran Thailand Tegaskan Tuntutan Perubahan Sistem Politik
Font: Ukuran: - +
Pengunjuk rasa anti-pemerintah memberikan hormat tiga jari, simbol perlawanan yang dipinjam oleh gerakan anti-kudeta Thailand dari film Hollywood "The Hunger Games," saat menggelar aksi protes di depan Monumen Demokrasi di Bangkok, Thailand, Jumat (7/8/2020). [Foto: AP]
DIALEKSIS.COM | Thailand - Para demonstran di Thailand menegaskan tuntutan mereka untuk membubarkan parlemen, menggelar pemilu baru dan mengubah konstitusi.
Para pemimpin demonstrasi hari Jumat (7/8/2020) menyatakan mereka akan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah PM Prayuth Chan-ocha jika pemerintah gagal bertindak melakukan perubahan.
Tattep Ruangprapaikitseree, salah seorang pemimpin protes mengatakan, tuntutan mereka cukup jelas untuk didengar dan diikuti pemerintah.
Bertemu di depan Monumen Demokrasi yang ikonik di Bangkok, delapan pemimpin Free People Movement, yang dulu dikenal sebagai Free Youth, mengumumkan rencana mengadakan demonstrasi besar-besaran pada 16 Agustus.
Demonstran membawa poster-poster bertuliskan antara lain “Konstitusi perlu diamendemen. Demokrasi harus berasal dari rakyat” dan “Kami tidak membenci negara kami. Kami membenci kediktatoran. Tidak ada kudeta.”
Prayuth awal pekan ini mengatakan ia akan mempertimbangkan tuntutan para demonstran, tetapi pemimpin protes Tattep Ruangprapaikitseree menyatakan pernyataan perdana menteri hanyalah taktik mengulur waktu, karena perdana menteri kemungkinan besar tidak akan setuju untuk membubarkan parlemen atau mengadakan pemilu baru. (VoA Ind)