Beranda / Berita / Cuaca Ekstrim, BMKG Himbau Nelayan Jangan Melaut Dua Hari Kedepan

Cuaca Ekstrim, BMKG Himbau Nelayan Jangan Melaut Dua Hari Kedepan

Selasa, 13 Oktober 2020 18:45 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indra Wijaya

Kepala Seksi Data dan Informasi Sta. Met. Kelas I Sultan Iskandar Muda - Banda Aceh, Zakaria, SE (Foto: Indra Wijaya)


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Cuaca ekstrim hujan disertai angin kencang yang melanda beberapa wilayah pesisir Aceh, membuat sejumlah nelayan disarankan untuk tidak melaut sejenak.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sta. Met. Kelas I Sultan Iskandar Muda - Banda Aceh, Zakaria mengatakan saat ini wilayah Aceh khususnya sudah memasuki musim penghujan yang disertai angin kencang.

"Saat ini ada tumbuhnya awan-awan konfektif karena sudah musim penghujan," kata Zakaria saat ditemui dialeksis.com di Kantor BMKG Blang Bintang, Aceh Besar, Selasa (13/10/2020).

Selain itu kata dia, saat ini di Samudera Pasifik Bagian Barat dan Samudera Hindia ada pergerakan udara ke daratan Aceh.

"Khususnya di pinggiran seperti Barat Selatan Aceh, Pulo Aceh, Simeulue, Banda Aceh dan Aceh Besar kecepatan angin bisa mencapai 90 kilometer per jam," jelasnya.

Untuk saat ini sendiri lanjut Zakaria, tinggi gelombang air laut wilayah Sabang-Banda Aceh 1.2 - 2.5 meter, Perairan Utara Sabang, 2.5 - 4 meter, Barat-Selatan Aceh 2.5 - 4 meter, Utara - Timur Aceh 0.5 - 1.2 meter, Selat Malaka Bagian Utara 1.2 - 2.5 meter dan Samudera Hindia Barat Aceh mencapai 2.5 - 4 meter.

"Ketika cuaca buruk tinggi gelombang beserta angin kencang ini sangat berbahaya, baik kepada nelayan maupun penyeberang," ujarnya.

Ia menghimbau kepada para nelayan agar selalu memperhatikan cuaca saat hendak pergi melaut. Dan juga ia menyarankan agar para nelayan saat pergi melaut selalu membawa alat komunikasi dan alat keselamatan.

"Kami sarankan dalam beberapa hari ini untuk tidak melaut dulu, karena potensi tinggi gelombang yang sangat riskan," pungkasnya.(IDW)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda