Walikota: Sektor UMKM di Banda Aceh Alami Peningkatan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Im Dalisah
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Banda Aceh mengalami kebangkitan, baik dari sisi jumlah maupun dari sisi kualitas.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman usai meninjau lapak UMKM di sepanjang area Car Free Day (CFD) di Jl Tgk Daud Beureueh, Minggu, (16/2/2020)
Lebih lanjut ia mengatakan pertumbuhan UMKM di Banda Aceh tidak terlepas dari komitmen tinggi Pemko Banda Aceh yang diterjemahkan dalam berbagai program.
Ia pun menceritakan ide membangun Lembaga Keuangan Mikro Syariah, PT Mahirah Muamalah Syariah (MMS) sebagai salah satu strategi membantu masyarakat kecil mendapatkan modal mengembangkan usahanya, dan termasuk UMKM.
"Tahun 2017 jumlah UMKM di Banda Aceh hanya 9.591, tahun 2018 naik 10.944 dan semakin meningkat pada tahun 2019 menjadi 12.012 UMKM," jelas Aminullah mengungkapkan pertumbuhan UMKM di Banda Aceh, seperti dilihat Dialeksis.com, Selasa, (18/2/2020).
Secara tidak langsung, sambungnya, kondisi ini telah berdampak pada menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan.
“Ini dampaknya, dengan semakin banyaknya tumbuh UMKM maka semakin banyak terbuka lapangan kerja baru. Dampak positifnya angka pengangguran dan kemiskinan menurun. Tahun 2017 angka kemiskinan 7,44 % turun menjadi 7,22 tahun 2019. Sementara angka pengangguran turun dari 7,75 pada 2017 turun menjadi 7,29 pada 2018 lalu,” ungkap dia.
Selain kemudahan akses modal usaha, lanjutnya, Pemko juga melahirkan program-program lainnya agar sektor usaha kecil seperti UMKM bisa bangkit dan mengalami kemajuan, salah-satunya dengan memperbanyak event di Banda Aceh, baik skala lokal, nasional bahkan internasional.
“Dengan banyaknya event, kunjungan wisata semakin meningkat. Tahun 2019 lalu wisatawan yang datang sudah mencapai 503.992, meningkat signifikan dari tahun 2017 yang hanya 288 ribu. Ini menjadi kesempatan bagi UMKM kita,” terang Aminullah.
Walikota Banda Aceh melanjutkan Pemko Banda Aceh juga memperbanyak ruang publik untuk membuka kesempatan bagi para pedagang dan UMKM, seperti di Blang Padang, Ulee Lheue, area CFD dan pasar-pasar dalam wilayah kota.
Lanjutnya, kebangkitan dan pertumbuhan UMKM juga ditandai dengan pertumbuhan ekonomi. Tercatat pada tahun 2017 ekonomi hanya tumbuh 3,13 %, dan saat ini naik menjadi 4,86 %.
Income percapita penduduk Banda Aceh juga menjadi salah-satu indikator pertumbuhan ekonomi Kota Gemilang.
“Pada tahun 2017, income per capita masyarakat Banda Aceh adalah Rp 64,1 juta dan saat ini sudah naik hingga Rp 66,2 juta. Income per capita kita bahkan berada diatas rata-rata nasional yang hanya Rp 56 juta,” tambah Aminullah.
Begitu juga dengan Indeks Prestasi Manusia (IPM) yang berada di peringkat tiga nasional dengan angka 84,37.
Pertumbuhan positif ini tidak datang dengan serta merta. Kata Aminullah, butuh kerja keras dan kerjasama semua pihak, bukan hanya pemerintah tapi juga partisipasi masyarakat. Untuk itu, Aminullah mengajak seluruh elemen agar pertumbuhan positif ini dapat dipertahankan sehingga akan berdampak pada semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat kota. (Im)